Minggu, 29 Juni 2008

Belajar Adalah Tugas Saya yang Utama

(Oleh : Budi Satriya)

Beribadahlah seolah-olah engkau akan mati besok
Belajarlah seolah-seolah engkau akan hidup seribu tahun lagi

(Dahlan Iskan, dalam buku ”ganti hati”)

Saya sangat terkesan ketika membaca sepenggal bait diatas dalam buku ganti hati karya Chairman Jawa Pos Dahlan Iskan. Di bukunya yang lain ”pelajaran dari Tiongkok” Dahlan juga memaknai agak berbeda hadis nabi : ”tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Dia menafsirkan bukan saja terkait dengan jarak; ilmu harus direngkuh meskipun jauh. Namun ” tuntutlah ilmu meski sulitnya amat sangat- seperti belajar bahasa mandarin itu” menilik kutipan itu terlihat betapa tingginya semangat pembelajar seorang Dahlan Iskan, Usia tidak dipandang sebagai suatu masalah yang cukup berarti ketika memutuskan untuk terus belajar.
Dari sebuah berita di media cetak saya membaca kisah tentang seorang tokoh lansia bernama Plaut. Meskipun sudah berusia 88 tahun tetapi ia tidak kehilangan semangat untuk belajar teologi, sejarah dan bahasa Perancis di Universitas Toronto. Selama 12 tahun menempuh pendidikan, ia dinyatakan lulus pada tanggal 11 Juni 1990, di usianya yang ke 100 tahun. Saat diwisuda, ia dinyatakan sebagai alumni berusia tertua, Wow..begitu hebatnya…seseorang yang sudah tidak muda lagi terus mengikrarkan dirinya untuk terus belajar, mungkin seumur hidupnya, bagaimana dengan orang-orang yang masih muda-muda seperti anda dan saya, yang masih miskin pengalaman dan pengetahuan ini., harusnya muda-mudi seperti kita ini memiliki semangat yang lebih berlipat-lipat dari mereka untuk menuntut ilmu. Masa depan terletak di tangan kita sendiri, bukan di tangan orang lain, kesempatan ada pada setiap detik dalam hidup kita, kesehatan kita jangan lah itu disia-siakan.
Confucius pernah menulis “Learning is like rowing against the current, as soon as you stop, you are swept back.” Belajar itu layaknya berenang melawan arus, ketika anda memutuskan berhenti, seketika itupula anda akan terhempas ke belakang. Disini dapat diartikan bahwa belajar adalah proses, proses yang berjalan terus menerus, Semangat mereka masih tinggi untuk terus belajar, karena mereka merasa perlu untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Semangat untuk belajar juga dapat terus kita pupuk bila kita memiliki kerendahan hati. Contohnya Confucious pada 2.500 tahun yang lalu menyatakan, “Di antara 3 orang berkumpul pasti ada seorang yang bisa menjadi guruku.” Dunia sudah mengakui dirinya sebagai seorang filosof yang jenius, tetapi ungkapan tersebut menunjukkan kerendahan hatinya yang masih merasa perlu untuk terus belajar.
Belajar merupakan hal yang paling mengasyikkan dalam hidup, ketika seseorang berhenti belajar kehidupan serasa ikut berhenti juga karenanya. Kebodohan, ketidaktahuan merupakan penghambat utama dalam kesuksesan. Tung Desem Waringin menulis dalam bukunya ”Financial revolution” bahwa investasi terbesar bukanlah terletak pada uang dan harta tapi terletak pada pengetahuan. Pengetahuan merupakan kunci sukses seseorang ketika dihadapkan pada situasi hidup yang berubah-ubah dan penuh ketidakpastian. Pengetahuan menyebabkan diri kita lentur dalam menyikapi hidup, orang yang berpengetahuan pandai membaca peluang, dan pandai menempatkan dirinya dalam kehidupan.
Belajar juga tidak melulu bersumber pada buku, kegiatan belajar dapat kita lakukan pada setiap orang di sekitar kita, baik itu tukang bangunan, tukang parkir, dagang jamu, dagang bakso sampai dosen. Karena menurut Ralph Waldo Emerson, ”setiap orang pasti memiliki sisi lain yang lebih baik yang membedakan dirinya dengan orang lain”. Maka kita sepantasnya tidak menganggap enteng atau rendah orang lain, atau hanya melihat orang lain dari tingkat gelarnya saja, Belajar yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengamati, hal yang paling gampang untuk diamati adalah alam, bagaimana proses-proses alam yang semenjak pagi matahari terbit, hingga tenggelam memberikan pengetahuan akan kesadaran bahwa alam selalu memberi, belajar dari tetumbuhan, belajar dari kehidupan binatang kecil seperti semut misalnya..hal ini membuktikan bahwa setiap detik dalam waktu kita dapat menjadi ajang pembelajaran jika kita mau.
Tung Desem Waringin dalam bukunya Financial Revolution menulis bahwa ada beberapa cara belajar : Pertama, belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman adalah proses belajar yang paling berkesan. Kita akan jauh lebih ingat kalau kita mengalami. Kedua, belajar melaui proses menganalisis, berpikir dan menyimpulkan. Kalau hanya mengandalkan pengalaman, orang tidak akan pernah sampai ke bulan. Untuk sesuatu yang sama sekali baru ini, proses berpikir dimulai dengan membandingkan sesuatu hal yang kita terima dengan panca indera kita dengan sesuatu yang sudah ada di otak kita. Kemudian proses kedua kita akan bertanya apa artinya hal ini. Kemudian otak akan menyimpulkan apa yang akan dilakukan. Ketiga, belajar secara langsung dari mentor atau pembimbing. Keempat, belajar secara tidak langsung dari buku, kaset, internet, dan lain sebagainya. Ini adalah cara belajar yang membuat kita mendapatkan paling banyak Pengarang buku yang bermutu rata-rata sudah berumur antara 30-50 tahun waktu menulis bukunya. Waktu menulis, pengalamannya yang sudah sekian puluh tahun itu ikut mewarnai tulisannya. Misal kita anggap rata-rata orang mengarang buku berumur 35 tahun. Itu berarti bahwa satu buku senilai dengan 35 tahun pengalaman orang itu. Ketika kamu membaca 1000 buku, pemelajaran saya setara dengan nilai 35000 tahun pengalaman orang.
Sementara itu, kesediaan belajar tanpa tujuan yang jelas justru menyia-nyiakan waktu dan mengurangi antusiasme belajar. Karenanya tetapkan fokus untuk mempelajari bidang tertentu dalam rentang waktu tertentu pula. Misalnya jika tahun ini Anda ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang kepemimpinan, maka Anda akan berusaha mencari sumber informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan ilmu kepemimpinan entah melalui internet, buku, seminar dan lain sebagainya, bayangkan apabila kita belajar mengenai sesuatu hal yang kita gemari 1 jam saja setiap hari dan terus mengulangnya secara konsisten dan persisten, kita sudah menjadi ahli dalam sebulan, kalau dalam 1 tahun ?..
Oleh karena itu hal terpenting yang dapat kita lakukan bagaimana kita melihat belajar tidak dari segi kegiatannya saja..melainkan ikut menikmati proses belajar itu, kapanpun dan dimanapun kita berada, agar kuat dan selalu aware dalam menindak perubahan yang terjadi setiap detiknya, belajarlah banyak tentang sedikit hal dan belajarlah sedikit tentang banyak hal...

Tidak ada komentar: