Senin, 23 Juni 2008

MANAGEMENT : SENI MENGOLAH

Fear-False Emotion Appearing Real....
Ketakutan adalah emosi palsu, tapi nampak asli……
Memberi kesan seolah asli, Kesan itu sudah cukup untuk membuat kita gembira dan gelisah. Dalam kesan sesaat itu, ada suka, ada duka. Ada panas, ada dingin.
Kadang dalam kesan sesaat itu terjadi kelahiran dan kematian. Dan, ‘sesaat’pun terasa seperti ‘keabadian’.
’semunya itu mimpi. ’Para bijak mengingatkan kita. Ya, memang. Tetapi, mimpi itu begitu riil, begitu nyata. Dalam mimpi itu, kadang jantung kita berhenti berdebar. Kadang badan mengeluarkan keringat. Pengalaman-pengalaman seperti itu, walau terjadi dalam mimpi, sangat tidak menyenangkan.
"aku ingin bebas dari pengalaman-pengalaman seperti itu. Aku tidak mau dihantui oleh rasa takut, emosi yang palsu tapi terasa asli itu."
Keinginan ini wajar. Siapa sih yang mau sengsara? Siapa yang mau menderita, sekalipun dalam mimpi?
Karena ketakutan adalah emosi palsu yang tampak riil, langkah pertama yang mesti diambil untuk mengatasinya adalah " bangun dari mimpi". Akhirilah mimpimu itu. Kemudian, dampak dari mimpi itu baru diolah. Mimpi buruk boleh berakhir, tapi jika dampaknya berlanjut, kita tetap juga gelisah. Karena itu, Fear management sesungguhnya adalah "seni mengolah dampak dari rasa takut".
Marilah main-main dengan istilah management. Ada arti yang tersirat disitu..man-age-ment....Man berarti ’manusia’. Age berarti ’usia’, dan ment mengindikasikan adanya ’proses’. Management berarti Proses Peng-usia-an atau pendewasaan manusia.
Jika age diartikan sebagai "zaman’, management juga dapat diartikan sebagai proses penyelarasan Manusia dengan Zaman.
Proses ini, dan sesungguhnya setiap proses, membutuhkan keahlian. Ya, keahlian untuk menjalankan proses dengan sebaik mungkin, supaya hasilnya sesuai dengan tujuan proses-itulah management.
Dalam hal ini, tujuan proses yang akan kita jalani adalah : pendewasaan diri, dan penyelarasan dengan zaman, dengan alam, dengan semesta. Pendewasaan inilah yang kemudian membebaskan kita dari emosi yang palsu, yang biasa disebut "rasa takut".
Diri yang dewasa mampu melihat kepalsuan sebagai kepalsuan. Ia tak terjebak dalam kepalsuan itu. Diri yang sudah dewasa dan selaras dengan zaman, dengan alam, tidak takut menghadapi perubahan. Ia mendengar "sabda alam". Ia memahami artinya. Dia bertindak sesuai dengan tuntutannya.
Diri yang sudah dewasa menerima Tsunami sebagai tsunami. Ia tahu persis bahwa Tsunami hanyalah memenuhi undangan yang dilayangkan dalam ketidaksadaran. Perlakuan kita terhadap alam telah mengundang Tsunami. Karena itu, dia yang sudah dewasa tidak akan mencari keselamatan dari tsunami hanya dengan menggelar upacara doa bersama. Ia akan berusaha untuk mengubah pola hidupnya supaya tidak mengundang bencana. Ia akan berdamai dan hidup selaras dengan alam dengan lingkungan.
Tsunami gelombang emosi juga sama. Ia pun tidak berkunjung tanpa undangan. Luapan emosi pun terjadi karena kita membiarkannya untuk meluap. Di luar boleh terjadi kekacauan, kita tidak mesti terbawa oleh kekacauan itu. Kita tidak mesti diterjang oleh Gelombang kekacauan Tsunami di luar.
Menjaga kedewasaan diri di tengah ke takwarasan dunia, memelihara ketenangan diri di tengah kebisingan dunia, inilah tujuan management diri. Dan supaya tidak ditakut-takuti oleh keramaian di luar, kita membutuhkan Fear management.

Tidak ada komentar: