Selasa, 24 Juni 2008

"Layla dan Majnun"

Aku ingin mencintaimu dengan
Sederhana.........seperti kata yang tak sempat
Diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya
Abu.....Aku ingin mencintaimu dengan sederhana....
Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang
Menjadikannya tiada..
(K. Gibran)
Ketika Khalifa bertemu dengan Layla, ia menjadi heran, "qais menjadi majnun (gila, terobsesi) karena kamu? Sungguh tidak masuk akal. Apa yang ia lihat dalam dirimu, sehingga tergila-gila olehmu? Kamu bukanlah wanita yang paling cantik. Banyak wanita lain yang secantik kamu, bahkan melebihimu."
Layla menjawab, "Yang dia lihat tidak terlihat olehmu, karena kamu bukan majnun".
Untuk melihat (kecantikan) Layla, yang dibutuhkan adalah sepasang mata milik orang gila
Memang demikian. Mata terbuka dan keadaan jaga tidak menjamin "penglihatan". Sebaliknya, mata tertutup dan keadaan mirip tidur bisa menjaminnya.
Jaga terhadap dunia luar berarti tidur terhadap dunia dalam, dunia batin. Apa gunanya keadaan jaga yang justru menjauhkan anda dari diri sendiri ?
Khalifa hanya memperhatikan wujud Layla. Dan dia tidak melihat sesuatu yang luar biasa. Malah menjadi bingung, "koq, Qais bisa tergila-gila oleh dia?
Khalifa menggunakan mata fisik untuk melihat. Dan yang terlihat ya hanya segi fisik saja. Qais menggunakan mata batin. Dan yang terlihat adalah batin Layla.
Khalifa ingin memiliki badannya layla, padahal badan hanyalah bayangan. Ia mengejar bayangan. Sampai capai, lelah, hasilnya tetap saja nol besar. Sementara, Qais ingin menyelami layla. Ingin menyatu dengan Layla. Dan, dia berhasil.......

Tidak ada komentar: