Minggu, 29 Juni 2008

Belajar Adalah Tugas Saya yang Utama

(Oleh : Budi Satriya)

Beribadahlah seolah-olah engkau akan mati besok
Belajarlah seolah-seolah engkau akan hidup seribu tahun lagi

(Dahlan Iskan, dalam buku ”ganti hati”)

Saya sangat terkesan ketika membaca sepenggal bait diatas dalam buku ganti hati karya Chairman Jawa Pos Dahlan Iskan. Di bukunya yang lain ”pelajaran dari Tiongkok” Dahlan juga memaknai agak berbeda hadis nabi : ”tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Dia menafsirkan bukan saja terkait dengan jarak; ilmu harus direngkuh meskipun jauh. Namun ” tuntutlah ilmu meski sulitnya amat sangat- seperti belajar bahasa mandarin itu” menilik kutipan itu terlihat betapa tingginya semangat pembelajar seorang Dahlan Iskan, Usia tidak dipandang sebagai suatu masalah yang cukup berarti ketika memutuskan untuk terus belajar.
Dari sebuah berita di media cetak saya membaca kisah tentang seorang tokoh lansia bernama Plaut. Meskipun sudah berusia 88 tahun tetapi ia tidak kehilangan semangat untuk belajar teologi, sejarah dan bahasa Perancis di Universitas Toronto. Selama 12 tahun menempuh pendidikan, ia dinyatakan lulus pada tanggal 11 Juni 1990, di usianya yang ke 100 tahun. Saat diwisuda, ia dinyatakan sebagai alumni berusia tertua, Wow..begitu hebatnya…seseorang yang sudah tidak muda lagi terus mengikrarkan dirinya untuk terus belajar, mungkin seumur hidupnya, bagaimana dengan orang-orang yang masih muda-muda seperti anda dan saya, yang masih miskin pengalaman dan pengetahuan ini., harusnya muda-mudi seperti kita ini memiliki semangat yang lebih berlipat-lipat dari mereka untuk menuntut ilmu. Masa depan terletak di tangan kita sendiri, bukan di tangan orang lain, kesempatan ada pada setiap detik dalam hidup kita, kesehatan kita jangan lah itu disia-siakan.
Confucius pernah menulis “Learning is like rowing against the current, as soon as you stop, you are swept back.” Belajar itu layaknya berenang melawan arus, ketika anda memutuskan berhenti, seketika itupula anda akan terhempas ke belakang. Disini dapat diartikan bahwa belajar adalah proses, proses yang berjalan terus menerus, Semangat mereka masih tinggi untuk terus belajar, karena mereka merasa perlu untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Semangat untuk belajar juga dapat terus kita pupuk bila kita memiliki kerendahan hati. Contohnya Confucious pada 2.500 tahun yang lalu menyatakan, “Di antara 3 orang berkumpul pasti ada seorang yang bisa menjadi guruku.” Dunia sudah mengakui dirinya sebagai seorang filosof yang jenius, tetapi ungkapan tersebut menunjukkan kerendahan hatinya yang masih merasa perlu untuk terus belajar.
Belajar merupakan hal yang paling mengasyikkan dalam hidup, ketika seseorang berhenti belajar kehidupan serasa ikut berhenti juga karenanya. Kebodohan, ketidaktahuan merupakan penghambat utama dalam kesuksesan. Tung Desem Waringin menulis dalam bukunya ”Financial revolution” bahwa investasi terbesar bukanlah terletak pada uang dan harta tapi terletak pada pengetahuan. Pengetahuan merupakan kunci sukses seseorang ketika dihadapkan pada situasi hidup yang berubah-ubah dan penuh ketidakpastian. Pengetahuan menyebabkan diri kita lentur dalam menyikapi hidup, orang yang berpengetahuan pandai membaca peluang, dan pandai menempatkan dirinya dalam kehidupan.
Belajar juga tidak melulu bersumber pada buku, kegiatan belajar dapat kita lakukan pada setiap orang di sekitar kita, baik itu tukang bangunan, tukang parkir, dagang jamu, dagang bakso sampai dosen. Karena menurut Ralph Waldo Emerson, ”setiap orang pasti memiliki sisi lain yang lebih baik yang membedakan dirinya dengan orang lain”. Maka kita sepantasnya tidak menganggap enteng atau rendah orang lain, atau hanya melihat orang lain dari tingkat gelarnya saja, Belajar yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengamati, hal yang paling gampang untuk diamati adalah alam, bagaimana proses-proses alam yang semenjak pagi matahari terbit, hingga tenggelam memberikan pengetahuan akan kesadaran bahwa alam selalu memberi, belajar dari tetumbuhan, belajar dari kehidupan binatang kecil seperti semut misalnya..hal ini membuktikan bahwa setiap detik dalam waktu kita dapat menjadi ajang pembelajaran jika kita mau.
Tung Desem Waringin dalam bukunya Financial Revolution menulis bahwa ada beberapa cara belajar : Pertama, belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman adalah proses belajar yang paling berkesan. Kita akan jauh lebih ingat kalau kita mengalami. Kedua, belajar melaui proses menganalisis, berpikir dan menyimpulkan. Kalau hanya mengandalkan pengalaman, orang tidak akan pernah sampai ke bulan. Untuk sesuatu yang sama sekali baru ini, proses berpikir dimulai dengan membandingkan sesuatu hal yang kita terima dengan panca indera kita dengan sesuatu yang sudah ada di otak kita. Kemudian proses kedua kita akan bertanya apa artinya hal ini. Kemudian otak akan menyimpulkan apa yang akan dilakukan. Ketiga, belajar secara langsung dari mentor atau pembimbing. Keempat, belajar secara tidak langsung dari buku, kaset, internet, dan lain sebagainya. Ini adalah cara belajar yang membuat kita mendapatkan paling banyak Pengarang buku yang bermutu rata-rata sudah berumur antara 30-50 tahun waktu menulis bukunya. Waktu menulis, pengalamannya yang sudah sekian puluh tahun itu ikut mewarnai tulisannya. Misal kita anggap rata-rata orang mengarang buku berumur 35 tahun. Itu berarti bahwa satu buku senilai dengan 35 tahun pengalaman orang itu. Ketika kamu membaca 1000 buku, pemelajaran saya setara dengan nilai 35000 tahun pengalaman orang.
Sementara itu, kesediaan belajar tanpa tujuan yang jelas justru menyia-nyiakan waktu dan mengurangi antusiasme belajar. Karenanya tetapkan fokus untuk mempelajari bidang tertentu dalam rentang waktu tertentu pula. Misalnya jika tahun ini Anda ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang kepemimpinan, maka Anda akan berusaha mencari sumber informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan ilmu kepemimpinan entah melalui internet, buku, seminar dan lain sebagainya, bayangkan apabila kita belajar mengenai sesuatu hal yang kita gemari 1 jam saja setiap hari dan terus mengulangnya secara konsisten dan persisten, kita sudah menjadi ahli dalam sebulan, kalau dalam 1 tahun ?..
Oleh karena itu hal terpenting yang dapat kita lakukan bagaimana kita melihat belajar tidak dari segi kegiatannya saja..melainkan ikut menikmati proses belajar itu, kapanpun dan dimanapun kita berada, agar kuat dan selalu aware dalam menindak perubahan yang terjadi setiap detiknya, belajarlah banyak tentang sedikit hal dan belajarlah sedikit tentang banyak hal...
Read More......

Kamis, 26 Juni 2008

Miracle Come to My Life Everyday…

Oleh : Budi Satriya

Jatuh lalu bangkit bersama Rasa Syukur dan Ikhlas yang total dan Menjadi Keajaiban

Orang bilang hidup itu penuh penderitaan, penuh tantangan, penuh cobaan, hidup itu tidak mudah, penuh derai air mata…Lahir menjadi manusia sudah pasti menderita, itu dapat dilihat dari setiap bayi yang lahir di belahan dunia manapun pasti akan menangis, tidak ada yang lahir tertawa atau senyum,..itu salah satu bukti bahwa lahir menjadi manusia bekalnya adalah penderitaan,..tapi apakah itu benar?
Saya pernah mengalami saat-saat paling hancur dalam hidup, sampai saat ini pun saya masih merasakan getaran-getaran itu, hidup yang saya pandang gampang pada awalnya..nyatanya benar-benar berat ketika kita benar-benar dihadapi pada masalah itu..persoalan yang awalnya kita anggap cukup mudah untuk diselesaikan ternyata pada kenyataannya tidak mau diremehkan keberadaannya..persoalan itu berubah menjadi masalah yang rasanya bila ditanggung sendiri batin ini tidak cukup kuat menanggungnya…
Manusia memang senang dengan hal-hal yang instant yang bisa cepat dinikmatinya tanpa memikirkan ending sesionnya mau dibawa kemana pada akhirnya..hal awal yang terasa indah, menjadi hancur, sakit, sesak, siksa pada akhirnya….ini pula yang saya alami beberapa waktu yang lalu, hubungan yang telah saya rajut selama dua tahun, hancur lebur dalam sekejap, tidak menyisakan apapun, seperti debu yang tertiup angin, ya benar , tidak tersisa apapun, semua janji dan angan-angan yang pernah terlontar hilang, luluh lantak tanpa bekas…Terus terang saya benar-benar tak mengerti akan misteri ini, saya bingung..
Kemudian saat itu hari minggu tanggal 22 Desember 2007 untuk terakhir kalinya saya bertemu dia, di situ dia masih bisa menangis, saya yakin dalam hatinya masih ada saya, setelah lama berdiskusi, perpisahan pun terjadi, saat itu tak ada kata putus sama sekali, walaupun dalam hati saya mengerti itulah saat terakhir dia menjadi milik saya, walaupun berat saya harus mencoba kuat, saat itu hujan deras sekali mengguyur, agaknya alam ikut menangis menyaksikan dua anak manusia yang gagal membangun cinta ataukah alam ikut bersedih menyaksikan cinta saya dikhianati??? Tak tahulah saya…kemudian terjadilah hal yang saya sesali sampai sekarang, hati saya protes kepada Tuhan, "kenapa ya Tuhan, saat-saat hambamu butuh dukungan untuk menyelesaikan studi yang tinggal sedikit ini, disaat-saat genting hidup hamba, engkau memisahkan diriku dengannya, tinggal sedikit lagi, dan hamba butuh support dan dukungan terlebih-lebih dari orang yang hamba sayang.."
Peristiwa ini membuat hati saya hancur..saya jatuh dalam jurang yang paling dalam, benar-benar titik nadir dalam hidup…saya tidak bermaksud melebih-lebihkan tapi memang itulah kenyataannya..Apakah arti hidup ini ? soalnya saya telah terpaut dengan si dia dan perubahan yang mendadak itu membuat saya jadi shock..Saya untuk kesekian kalinya merenungkan hukum karma, kehidupan yang fana ini. Disinilah saya benar-benar menghayati apa yang tercantum dalam ajaran Krishna kepada Arjuna bahwa dunia ini maya bagaikan fatamorgana, dari jauh nampaknya riel kalau sudah dekat ternyata semu…
Kurang lebih 4 bulan lamanya saya masih terpikir akan dirinya, saya belum benar-benar bisa melepasnya..segalanya terganggu, hidup saya, pikiran saya, perasaan saya masih belum bisa melupakan, saya belum dapat mengatasi goncangan jiwa sehabis perpisahan dengan sang pacar. Apalagi ketika saya tahu dia sudah ada yang memiliki (begitu cepatnya!)..tambah hancurlah hati saya,.. Nyatanya saya tetap tegar walau tanpa disadari kadang-kadang air mata mengalir dengan sendirinya. Disitulah saya bisa menyadari sesuatu yang sebelumnya saya remehkan, mengapa kadang-kadang orang bisa membunuh atau bunuh diri dalam soal percintaan??, dan terutama untuk wanita karena mereka lebih memakai emosi dalam mengarungi bahtera kehidupan. doa saya tambah kuat..mencoba untuk mengikhlaskan tapi waktu itu masih tak sanggup, saya terus meminta bantuan Tuhan untuk menolong saya,..Sampai suatu saat pertolongan itu datang, tanpa saya minta dan cukup misterius..jawaban atas segala pertanyaan saya..terjawab sudah..terima Kasih Tuhan…..!!
Saat itu saya sadar dan kesadaran itu cukup merubah hidup saya saat ini, bahwa tak ada yang langgeng di dunia ini, semuanya berubah-ubah, kegembiraan pada detik ini bisa menjadi duka pada detik yang lain semuanya berjalan menuruti getaran hukum sebab akibat dan semua mahluk hidup di dunia ini dan seluruh kehidupan takkan luput daripadanya. Anand Krisha pernah menulis kadang hubungan karma bisa sangat njlimet, hubungan dengan anak, istri, mertua, pacar, orang tua,..Tapi ya itu semuanya urusan hutan piutang, aksi reaksi….maka berakhirnya suatu hubungan mesti disyukuri: "sekarang utangku sudah selesai tidak perlu ditangisi,,aduh..aduh, aduuuuhhhhh…sampeyan kok sampai hati meninggalkan diriku?" Jika urusan utang piutangnya tidak seberapa, ya cepat selesainya. Jika urusannya panjang, lama selesainya. Terimalah warna-warni hidup ini sebagai berkah. Ada warna pertemuan; ada warna perpisahan. Inilah Kehidupan!!..
Setelah benar-benar ikhlas dan bersyukur dalam hati yang paling dalam..Jawaban-jawaban kemudian bermunculan secara bertubi-tubi dalam hidup saya…medio akhir april hingga sekarang saya masih terus merasakan keajaiban-keajaiban tersebut..hati saya begitu lapang..saya hidup karena Tuhan dan Untuk Tuhanlah saya hidup..hidup saya benar-benar berubah drastis…saya mulai merasakan hasil dari meditasi alfamatic yang saya terapkan 2 kali setiap hari, pagi-pagi setelah bangun tidur dan sore hari…batin saya selalu tenang, hidup saya berkecukupan, malah rejeki datang terus mengalir tanpa henti, pertemuan-pertemuan dengan orang-orang baru, yang memperluas khasanah saya terjadi,..hidup begitu menyenangkan, saya siap untuk terus memanjat dari kejatuhan saya..keluar dari dalam jurang ini..mencari kehidupan yang hidup…
Disini saya mengambil hikmah dari setiap kejadian, kadang-kadang disetiap masalah yang mendera ada berkah/rahmat Tuhan yang tersembunyi..masalah atau penderitaan diciptakan hanya sebagai obat kehidupan..faktor-faktor penumbuh jiwa agar lebih kuat..dan saatnya untuk naik kelas jika kita melampauinya..Hidup seperti sekolah pembelajaran, setiap ada ujian berarti akan akan ada kenaikan kelas jika kita mampu menghandlenya dengan baik.
Ditinggal pacar atau orang yang anda cintai, kawan yang sangat akrab, coba pikirkan alas an ia meninggalkan anda: "barangkali selama ini dia memang tidak bahagia bersamaku. Sekarang dia lebih bahagia!!". Kemudian, kenapa kita harus bersikap egois dan memaksanya untuk tidak meninggalkan kita, untuk selalu mendampingi kita? Emangnya ada kontrak??,,
Hal lain yang bisa saya tarik hikmahnya adalah betapa hebatnya kekuatan ikhlas dan syukur itu..disaat kita sudah mengikhlaskan semua pikiran, perasaan, rasa salah dan dosa kita kepada sang maha kuasa, pintu bantuan ilahi terbuka,jawaban dikirimkan bahkan bertubi-tubi..keajaiban saya rasakan kini tiap hari…hidup begitu gampang dan mudah dalam zona ikhlas..saya bersyukur dalam hati..saya mencintai semua orang..saya Mencintai Tuhan…Terima kasih ya Tuhanku…
Hidup seperti inilah yang saya inginkan…saya berpikir begitu bodohnya saya saat itu yang harus memprotes Tuhan atas keputusannya memisahkan diri saya dengannya justru disaat-saat genting dalam kehidupan saya..tapi ketika saya memperoleh jawabannya sekarang saya jadi mengerti, Tuhan begitu sayang terhadap kita, Tuhan tidak ingin kita menderita,..malahan dengan kejadian itu saya dapat merubah diri saya kearah yang lebih baik…selamat tinggal masa lalu..
Ketika engkau membawa sakit hati dan penyesalan kemana-mana,..ketahuilah itu ibarat engkau membawa kentang dalam kantongmu kemana-mana…its fine selama 1 hari atau 2 hari..tapi jika kauterus-menerus menyimpan kentang itu dalam kantongmu dalam 3 hari ia telah mengeluarkan aroma tidak sedap dalam seminggu ia telah menjadi busuk..maukah engkau membawa kentang busuk dalam sehari-hari perjalanan hidupmu,bayangkan jika semakin banyak rasa benci dan sakit hati yang engkau pelihara, berapa buah kentang busuk yang engkau bawa kemana-mana…
Hidup ini hanyalah permainan,,,Jangan terlalu serius..tertawakanlah hidup…

Tidak ada masalah atau musibah semua jadi berkah
(Gde Prama)
Masalah tidak menjadi masalah sampai pikiranlah yang menjadikannya masalah
(Budi Satriya)
Ada dua cara menjalani kehidupan. Pertama seolah seperti tidak ada yang ajaib. Kedua, seolah seperti semuanya adalah Ajaib
(Albert Einstein) Read More......

Rabu, 25 Juni 2008

Tanggapan Bapak Anand Krishna terhadap Ketua MPR tentang berbeda Tuhan

Bapak Anand Krishna menanggapi pernyataan Ketua MPR Hidayat Nurwahid tentang kalimat "Umat yang lain yang berbeda Tuhan dengan umat Islam kan tidak ada masalah,".Komentar selengkapnya ada di http://hnw.or.id/?op=isi&id=4749Demikianlah tanggapan Bapak Anand Krishna :Bapak Ketua MPR yang saya muliakan, sepertinya ada kekeliruan dalam berita tersebut diatas, dimana Bapak dikutip: "Umat yang lain yang berbeda Tuhan dengan umat Islam kan tidak ada masalah," Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Bapak tidak percaya akan adanya dua atau tiga atau empat tuhan, masing-masing agama memiliki tuhan sendiri.Kutipan ini memberi kesan seolah Bapak menduakan Tuhan. Ini jelas tidak mungkin.Mohon Bapak mengambil tindakan untuk meralatnya, karena sekali lagi saya yakin Bapak tidak akan pernah memberi pernyataan seperti itu.Kitab-kitab suci pun selalu menyatakan adanya BANYAK JALAN, BANYAK CARA dan BAYAK AGAMA UNTUK MENUJU TUHAN YANG SATU DAN SAMA ADANYA. KEPERCAYAANMU BAGIMU DAN KEPERCAYAANKU BAGIKU. Tak ada satu pun kitab suci yang menyatakan Tuhanmu bagimu dan Tuhanku bagiku. Satu lagi Pak, sebagaimana pernah saya sampaikan juga sebelumnya, adalah jauh lebih terhormat dan mulia bila Bapak SELALU MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI KETUA MPR MILIK SELURUH BANGSA, bukan milik partai tertentu atau golongan tertentu.Saya selalu mendoakan supaya pikiran baik, sehat dan yang dapat mempersatukan bangsa ini datang dari segala penjuru dan arah untuk menyelamatkan kita semua.Salam Indonesia Read More......

Selasa, 24 Juni 2008

Cinta Pondasinya Hidup..atau Hidup Pondasinya Cinta??

Oleh : Budi Satriya
Hidup memang harus dijalankan.. betapa unik realita kehidupan … hidup rasanya seperti naik taksi, jalan atau berhenti argonya tetap berputar Tak satupun yang kuasa memprediksi jalannya kehidupan, begitu juga jalannya cinta tak ada satu orangpun yang sanggup memprediksi…. Akan cinta sejati yang jatuhnya dari dasar lubuk hati.. hinggap di tengah padang pasir yang sangat kering dan tandus, tapi walaupun setetes jatuhnya menyejukkan..seakan akan tidak mengindahkan ganasnya padang pasir di sekitarnya…. Tapi itulah cinta, begitu rumit dan sulit. Walau hanya setetes.. tapi sungguh sulit ditemui di tengah ganas dan panasnya padang pasir… Bagaikan hidup yang penuh dengan ketergantungan , ia akan selalu dikenang selama asa menempel pada badan duniawi selama roh menumpang di kursi hatinya.. cinta sejati tak akan pudar… walau lama dipendam… ia akan sulit terhapus, itulah manisnya cinta ia permanent prinsip hidup yang sejati, bukan pemuas nafsu duniawi, cinta murni tanpa pamrih…
Dapatkah kau merasakannya….. ia singgah direlung hatimu selama kau masih menginginkannya… selama kau masih merindukannya…ia akan tetap disana, tapi sekali kau menjauhinya ia pun menjauhimu,.. kesadaran mahluh hidup tidak bisa hidup tanpa cinta yang murni dan tulus ikhlas…
Dan jika tautan hatimu, pegangan jiwamu.. tertaut benda lain yang sejiwa apa yang akan kau lakukan? Kegusaran hati menembus dalamnya perasaan yang hampa udara disapa keheningan malam ditengah samudra yang dilanda badai dan ombak besar silih berganti….
Dan jika salah satu bagian tubuhmu terlepas.. mencari bagian tubuh yang lain.. siapa yang patut disalahkan…
Tapi hanya satu pegangan yang kuat dalam mengarung ganasnya lautan, yang dapat menjadi layer dalam menapaki perjalanan, yang dapat menjadi matahari yang bersinar kuat mengusir badai , selama engkau tetap berpegangan kuat dengannya ia tidak akan pernah melepaskanmu, sebaliknya ia akan menuntunmu , membimbingmu sampai engkau mencapai daratan…….
Cinta dimana kau sekarang… mendambakan seorang kekasih… tidak-tidak ia nyata… ia bukan hampa… ia ada…. Tapi sayangnya jauh… sulit untuk menggapainya…. Kenapa hidup menjadi semakin sulit, bagaikan mendaki gunung.. semakin keatas semakin sulit akan oksigen… Seperti menyelam , semakin dalam semakin sulit untuk menyeimbangkan tekanan…..
Masihkah ada kehidupan yang setara dengan penderitaan yang terjadi, disaat rasa rindu ini datang, hidup terasa hampa, ingin sekali kembali ke masa lalu, memperbaiki masa lalu , mulai menyusun lagi dari awal, menggores setitik pena sedikit demi sedikit sehingga menjadi satu garis yang utuh, hidup tak ubahnya sebagai sebuah garisan tangan hampa, yang ingin membentuk suatu garis tangan yang utuh tapi apa daya tintanya luntur dan habis ditengah jalan.
Siapa gerangan yang dapat memahami makna hidup….? Sedalam lautan seluas samudra setinggi angkasa, tak ada…. Mungkin seperti saya yang hanya bisa melihat terangnya matahari, birunya lautan, tapi tak mungkin menjangkaunya walaupun hanya sampai ke dasarnya.., tak mungkin dapat menjangkaunya lebih dalam, jikalau indra-indra kita hanya diijinkan hanya sampai disitu.
Manusia diciptakan setara dan seimbang, tapi manusia tidak benar-benar bisa seimbang dan setara dengan manusia lain, ada sedikit celah pembatas yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Begitu sempitnya celah itu, sehingga hanya sedikit sinar yang bisa menerobos memasukinya, melalui sedikit rongga2 kosong dan sempit walaupun dibutuhkan sedikit keberuntungan.
Sesempurna itukah manusia diciptakan..?
Bias Biru bersinar di langit, meratap relung-relung hati yang dalam.., dihembus angin sejuk semilir-semilir, mengguncang bertiup dan menekan, nyiur melambai, tapi terlihat kalem menyapa…. Hati siapa yang hancur, melihat alam tertawa dengan seenaknya, sedangkan salah satu unsurnya hampir ditelan bumi, meringkik, meringih , kesakitan, hati ini, menguak misteri hidup yang tak kunjung berakhir…
Sungai yang bermuara ke laut, isyarat bahwa setiap cipta kehidupan bersumber, dan kembali ke sumbernya, kita hanya berjalan ke tujuan kita, walaupun naik turun, lurus, berliku, kiri-kanan jurang, berbatu, berpasir, berair, becek, banjir, longsor, hotmix, beraspal, dan lain sebagainya, toh akhirnya sampai juga ke tujuan dengan dilandasi perjuangan dan ridhonya…, semoga dipilihkan jalan yang lurus bebas hambatan layaknya tol, sehingga cepat sampai ke tujuan….
Kembali ke soal cinta, yang mendesak untuk dipertanyakan , kehidupan yang merongrong dari dalam, berdasar keindahan rohani yang takjun diam menyapa, atau Cuma diam di sisi detidakadilan yang terasa menyesatkan hati, tiada kadar benci yang bersemayam dihati, nun jauh disana burung-burung berkicau melafalakan segenap bait kehidupan seakan –akan bersaing tuk tunjukkan siapa yang paling berarti. Persaingan yang kadang-kadang semu untuk ditaklukkan, ketika tahu sang penyejuk hati yang hampir tiap malam menghiasi segenap relung-relung mimpi, merasuk sampai ke titik paling bawah dalam kulminasi bawah sadar ku.., apa yang terjadi? Tak semua orang tahu, bahwa ini hanyalah rahasia kehidupan, ini hanyalah rahasia hati.. apa yang kautahu tentang rumitnya hidup ?
Hidup di kedua sisi yang berbeda, sisi kasar sisi halus, sisi gelap sisi terang sisi hidup sisi mati, perlu berjuta juta mil jauhnya untuk melukiskan yang mana yang terbaik bagi penawar racun hidup yang seakanakan ganasnya, tak mampu dibendung oleh racun ular sekalipun. Hidup tak hanya hidup, berjalan kesana kemari tak tahu akhir.. hanya bingung melihat segenap realita hidup, tak mampu mengecam segenap ketidakadilan yang hidup bersamanya, bagaikan saudara , tak taulah saudara kandung atau sekedar kakak ipar?,
Cinta yang bersemi seakan tak kenal waktu, seakan tak kenal tanggung jawab hidup yang diutamakan, cinta yang bersemi tumbuh bagaikan bunga mawar ditengah hamparan dedaunan yang gersang diterjang ganasnya musim gugur, yang hidup ditengah ganasnya hujan badai, bunga mawar tak pernah memamerkan keindahan harumnya, ia tumbuh sendiri menurut opini orang-orang yang lewat disampingnya, ia hanya bergumam, berkeluh kesah sedikit, ketika segelintir orang yang tak tau menahu hikayat hidup tega mempermainkannya, menggundulinya, mengambil secarik bunganya yang harum… ia hanya mengandalalkan antibody alami yang dimilikinya untuk melawan, walaupun itu hanya bersifat melukai secara fisik tak membunuh secara massif.
Yakinlah cinta sejati akan selalu ada, pada setiap manusia , yang sama sama menyimpan tuhan dalam hatinya, yakinlah semua manusia bersaudara, yang sama-sama memikirkan tuhan dalam dirinya, sama sama hidup dibawah matahari yang sama, kenapa kita dipecundangi perbedaan? Harmoninya musik reggae yang dinikmati segelas kacang dan semangkuk air, tak meyiratkan perbedaan yang tercipat oleh berbeda beda tangga lagu yang berbeda, duduk ditengah-tengah taman melihat indahnya aneka bunga warna-warni yang ‘berbeda’ warna, tidakkah kau takjub melihatnya… tak kah kau merasa perbedaan diciptakan secara sengaja, tuk saling melengkapi bukannya tuk saling menelanjangi? Tidakkah kau sadar? Karena kuatnya ego yang merasuk hatimu, yang dicampur air keruh berita yang belum tentu benar tentang saudara sebatinmu saudara seimanmu yang kautahu diracuni olah bangsa-bangsa lain yang duduk di ruangan yang sama… kenapa kau tega meracuni juga saudaramu yang lain, yang notabene bukan saudara seimanmu, yang tak tau apa-apa tentang masalah itu? Apa yang kau pikirkan ? apa yang ada dibalik kopiahmu? Apa yang ada dibalik seragam hitammu, apa yang ada dibalik kain putihmu ? apa yang ada dibalik bulatan sorban kuningmu ?...Seiman sebatin atau apalah namanya, yang terutama kita sama sama menghampar bgaikan anak –anak langit penyejuk ruang rohani sama-sama memuja dia yang hanya satu terang-benderang berpijar pijar maha, maha, dan maha.. tidakkah kau tahu bahwa ini suatu siklus hidup.. seperti air mengalir yang tak usah kau pertanyakan lagi pasti bertemu di muara yang sama… segores segenggam warna biru.. di dasaran laut yang terjal, ditingginya gunung memecah langit yang biru.. memuncah membahana ditiup angin sepoi-sepoi mengalun satu lagu merdu lagu cinta kasih, lagu perdamaian…..
Hidup bukan sekedar kerelaan melepas sesuatu yang kita sayangi tapi lebih berkesan ke harapan hidup yang sesungguhnya.
Sebungkus manisan gula yang dibungkus dalam tas kecil yang dihiasi pernak-pernik hiasan Read More......

"Layla dan Majnun"

Aku ingin mencintaimu dengan
Sederhana.........seperti kata yang tak sempat
Diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya
Abu.....Aku ingin mencintaimu dengan sederhana....
Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang
Menjadikannya tiada..
(K. Gibran)
Ketika Khalifa bertemu dengan Layla, ia menjadi heran, "qais menjadi majnun (gila, terobsesi) karena kamu? Sungguh tidak masuk akal. Apa yang ia lihat dalam dirimu, sehingga tergila-gila olehmu? Kamu bukanlah wanita yang paling cantik. Banyak wanita lain yang secantik kamu, bahkan melebihimu."
Layla menjawab, "Yang dia lihat tidak terlihat olehmu, karena kamu bukan majnun".
Untuk melihat (kecantikan) Layla, yang dibutuhkan adalah sepasang mata milik orang gila
Memang demikian. Mata terbuka dan keadaan jaga tidak menjamin "penglihatan". Sebaliknya, mata tertutup dan keadaan mirip tidur bisa menjaminnya.
Jaga terhadap dunia luar berarti tidur terhadap dunia dalam, dunia batin. Apa gunanya keadaan jaga yang justru menjauhkan anda dari diri sendiri ?
Khalifa hanya memperhatikan wujud Layla. Dan dia tidak melihat sesuatu yang luar biasa. Malah menjadi bingung, "koq, Qais bisa tergila-gila oleh dia?
Khalifa menggunakan mata fisik untuk melihat. Dan yang terlihat ya hanya segi fisik saja. Qais menggunakan mata batin. Dan yang terlihat adalah batin Layla.
Khalifa ingin memiliki badannya layla, padahal badan hanyalah bayangan. Ia mengejar bayangan. Sampai capai, lelah, hasilnya tetap saja nol besar. Sementara, Qais ingin menyelami layla. Ingin menyatu dengan Layla. Dan, dia berhasil....... Read More......

Menemukan Tuhan

(Oleh Budi Satriya)
Seorang sahabat pernah bergumam…hal apa yang dirasakan seorang biksu sewaktu sedang menjalankan tugasnya…? Lalu hal apakah yang dirasakan oleh seorang WTS ketika sedang menjalankan tugasnya..? apakah ada kesamaan motif diantara keduanya?...Pertanyaan ini terus terang menggelitik saya…
Lalu hal apakah yang dirasakan seseorang ketika mencuri, memperkosa , sembahyang di mesjid atau memberi sedekah pada fakir miskin…?? Hal yang dirasakan sama..sama-sama mencari kepuasan,sama-sama mencari kenikmatan..orang mencuri untuk makan sehari atau menghidupi keluarganya yang kelaparan dengan orang mencuri untuk sekedar menimbun harta untuk menikmati hidup secara berlebihan..bisa dikategorikan dua hal yang berbeda..walaupun sama-sama mencuri..
Orang sembahyang dengan tujuan “meminta” sesuatu kepada yang disembah..meminta inipun dibarter dengan keinginan menyembah..sedangkan keinginan menyembah datang dari rasa kekurangan dalam diri agar dicukupi...berbeda dengan orang sembahnya murni ”memberi” memberi kepada yang disembah, karena menyembah itu pada hakikatnya memberi..memberi apa? Memberi apa yang dipunya..hingga kehidupan pun disembahkan…ketika pertanyaan sampai pada kalimat untuk apa?? Keraguan pun muncul,.keraguan untuk menjawab apakah jawaban yang akan diberikan akan memuaskan si penanya…
Ketika kita menyembah dengan motif memberi, ketika kita mencuri dengan motif memberi, ketika kita memperkosa dengan motif memberi, ketika kita membunuh dengan motif memberi kehidupan kembali ke rel sebenarnya…ketika kita melakukan suatu motif tindakan yang bermuara hanya untuk memuaskan orang lain..kita melakukan tindakan yang benar..hal inilah yang dapat menjadi tali diantara kehampaan 2 hal yang bertolak belakang antara positif dan negative, antara putih dan hitam..hal apakah yang menyatukan keduanya..hanya satu kata yaitu memberi…motif yang dapat mengikat antara keduanya..
Kejahatan dan kebaikan adalah hanya sekedar 2 sisi dalam satu mata uang logam, 2 sisi ini tak akan pernah dapat dipersatukan, 2 sisi ini akan selalu berjalan beriringan sampai kapanpun juga…jaman dulu maupun sekarang sama..dulu ada pembunuh sekarang pun ada pembunuh, dulu ada pemerkosa sekarang pun ada pemerkosa, dulu ada biksu sekarang pun ada biksu..yang membedakan hanya 1 “dulu” dan “sekarang”, lalu apakah hakikat memberi dikaitkan dengan judul diatas “menemukan Tuhan”, Tuhan tidak akan pernah ditemukan…Percayakah anda dengan “pemikiran” saya…
Jika anda percaya berarti anda masih dalam tahap berpikir, jika anda tidak percaya anda dalam tahap masih..,tergantung, masih berpikir atau tidak berpikir karena masing-masing memiliki pengikutnya sendiri-sendiri..maksud saya jika anda menggunakan pikiran, anda tidak akan pernah menemukan Tuhan..Ketika anda sudah mulai dalam tahap merasakan…sedikit demi sedikit anda akan merasakan Tuhan tergantung sejauh mana kontemplasi anda…
Mas Budi ini gimana sih pertanyaan yang tadi masih belum dijawab,..lalu hubungan dengan prinsip memberi apa…??
Ketika berpikir kita bisa dikatakan dalam posisi mengharap..berpikir dengan mengharap sama persis, mereka berdua adalah sepasang saudara kembar, yang memiliki tujuan yang sama yaitu sama-sama mencari motif-motif kenikmatan...padahal tanpa sadar kita menjadikan pikiran kita sebagai Tuhan..yang mengatur setiap gerak langkah kita,. Kita bersandar pada Tuhan yang salah..yaitu Tuhan Pikiran...lalu Bagaimana cara menemukan Tuhan? Dengan memberi yaitu memberi segala sesuatu yang kita miliki, entah itu harta,kekayaan, pikiran perasaan, masalah yang menumpuk kepada Yang memberi kehidupan, ketika kita sudah memberikan semuanya itu..kita akan menemukan Tuhan...Ketika masing-masing orang sudah menemukan perannya masing-masing di kehidupan ini..baik itu peran penjahat atau pendeta...mereka akan sama-sama terkaitkan dalam zona memberi...memberi itu hebat..alam memberi tanpa mengharap, hanya memberi, bencana pun merupakan suatu pemberian,..hanya otak pikiran manusia yang menganggap bencana...jika kita menganggap itu hanyalah sebuah pemberian kita akan bahagia karena kita paham maksud alam memberikan kita bencana...
Maksud pemberian pun berbeda-beda...ada berbagai macam motif yang melatarbelakanginya..warna-warni pemberian maksud saya,...tapi ketika pemberian dikembalikan pada pengertian awalnya, pemahaman awalnya motifnya menjadi hilang...kosong tidak ada motif...jadi jadilah pemberi yang baik...selama kita menjalankan peran kita..lakukanlah secara profesional...Tuhan ada ketika kita ”memberi”...
Budi.Satriya Read More......
Pembunuhan biadab di dunia "beradab"
Jakarta Post, 15 April 2008 – Oleh : Anand Krishna
Hal ini membuat frustasi dan prihatin melihat bagaimana kita, yang disebut warga negara "beradab" di dunia "beradab", masih bisa bertindak dengan cara paling biadab.
Pembunuhan Madi dari Selena -- sebuah dusun terpencil di Palu, Sulawesi Tengah -- menjadi saksi atas naluri kebinatangan dalam diri kita. Binatang dalam diri kita cuma tahu satu bahasa; yakni bertahan hidup. Ia tak tahu arti Cinta, apa lagi bicara dengan bahasa Kasih.
Kembali ke 2005, menteri urusan agama kita menyatakan Madi dan orang-orang yang percaya pada ajaran-ajarannya itu "sesat". Hal ini tentu saja didukung oleh salah satu dari lembaga-lembaga agama kita yang sama.
Alasan kenapa ia dinyatakan demikian, sederhana: Ia tidak mengikuti ajaran-ajaran "sebuah agama" seperti dipahami dan ditekankan oleh lembaga yang mengatakannya tadi.
Minggu lalu Madi dibunuh oleh polisi kita. Saya memakai kata " kita", agar anda dan saya tidak lari dari tanggungjawab kita terhadap pembunuhan ini. Polisi yang membunuhnya ialah orang "kita", aparat "kita". Pemerintah kita, yang sekali lagi dipilih oleh "kita", menjalankan departemen dengan uang "kita" --- uang dari pembayaran pajak "kita".
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di sana untuk "kita", untuk anda dan saya, sama seperti untuk lembaga-lembaga agama dan ketua-ketua mereka dan menteri urusan agama kita -- dan juga untuk Madi, yang sekarang tewas.
Dalam pernyataannya, dikeluarkan pada 7 April (sehari setelah pembunuhan) Sekretaris Jendral Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Abdon Nababan menyerukan ajakan pada dunia beradab untuk mengakui dan menghormati hak-hak orang-orang awam seperti anda dan saya untuk memeluk agama atau aliran kepercayaan apa saja sesuai dengan pilihan kita. Ia juga meminta diadakan penyidikan atas kematian Madi.
Ini menarik, karena karena kerabat dekat Madi mengatakan merasa lega atas kematiannya, dan juga para penduduk dusunnya. Hal ini berbeda sekali dengan pernyataan mereka di 2005, saat pemerintah menyatakan Madi itu orang sesat.
Saat itu, penduduk desa, dan bahkan pemuka-pemuka agama di sana, tidak melihat Madi sebagai ancaman. Mereka bahkan mengatakan aparat negara telah salah sangka melihat kelompok ini sebagai "aliran sesat yang berbahaya". Hal ini juga diberitakan oleh The Jakarta Post.
Selain itu, polisi setempat di Sulawesi Tengah juga telah bertindak secara tidak bijaksana, dan pengikut Madi menanggapinya dengan cara yang tidak cerdas pula. Kenapa ini bisa terjadi? Karena, kita orang "beradab" di dunia "beradab" ini, tidak bereaksi. Kita tidak maju ke depan dan melaporkan permasalahan mereka kepada polisi dan mentri yang bertanggungjawab menangani urusan agama.
Kita telah lupa bahwa kelompok-kelompok seperti Madi bisa ditemukan di pelbagai penjuru kepulauan kita. Mereka mengikuti ajaran tradisional dan mempraktekkan kepercayaan masa silam yang sudah lazim di sini. Dengan menyebutnya sesat, kita, pemerintah kita, pemuka agama dan semua kaki-tangannya, tidak mengapresiasi kebudayaan kita sendiri, tradisi atau warisan leluhur kita sama sekali.
Ini salah kalau Negara melihat kepercayaan dan praktek-praktek semacam itu dengan sudut pandang yang dipakai oleh agama-agama "resmi" seperti Islam, Kristen, Hinduisme, Budhisme atau Konfusianisme.
Bangsa yang tak menghargai warisan budayanya sendiri ialah bangsa gagal. Kita semua gagal. Pembunuhan Madi ialah akibat dari keterpurukan kita dan kegagalan kita.
Jika kita hendak menyelamatkan bangsa dari kemerosotan yang lebih parah, maka kita harus bicara. Dan kita musti cukup lantang sehingga orang di pemerintahan, yang dewasa ini menyalahgunakan apa yang mereka kira menjadi kekuasaan "mereka", dapat mendengar kita.
Pembunuhan terhadap Madi ialah pengulangan atas apa yang kita perbuat pada Sheikh Siti Jenar dan Hamzah Fansuri. Kita tidak maju setapakpun selama beberapa abad terakhir.
Mereka yang menutup hati dan pikiran dan hanya melihat kata yang tertulis masih memegang tampuk kekuasaan. Mereka ialah penguasa sesungguhnya, dan mereka selalu siap menyalibkan Yesus lain, untuk mencekal Muhammad lain dan membuang Lao Tzu lain, meracuni Buddha atau menembak Gandhi lain.
UUD 1945 menjamin hak kita untuk secara bebas mempraktekkan ajaran agama dan/atau aliran kepercayaan sesuai pilihan kita. Negara -- yang dijalankan oleh Presiden kita dan menteri-menterinya -- harus menghormati dan menjaga Konstitusi. Presiden kita diikat oleh sumpahnya untuk menegakkan Konstitusi.
Ini juga menjadi kewajiban dan tanggungjawab setiap warga negara, sebagai bagian dari hak sipil kita, untuk mengingatkan pemimpin kita pada sumpah mereka, tugas mereka, tanggungjawab dan tentu saja batas-batasnya. Tak ada yang berada di atas Konstitusi.
Andai Madi dan pengikutnya tak dinyatakan "sesat" oleh pemuka agama kita, andai polisi tidak bereaksi secara tidak bijak pada 2005, andai tak terjadi bentrok yang tak perlu yang menyebabkan kematian aparat kepolisian kita -- hari ini, Madi niscaya masih bersama kita.
Kematian Madi akan, bagi generasi masa depan, menjadi saksi betapa sempitnya pikiran kita dan, di atas segalanya, tertutupnya hati kita. Read More......

Senin, 23 Juni 2008

MANUSIA BARU

Mereka yang malas mengharapkan zaman berubah. Merekalah yang rajin mengubah diri dan menyebabkan terjadinya perubahan pada zaman.
Dunia kita terbagi dalam dua kelompok besar ini. Pertama, kelompok yang malas dan mengharapkan perubahan. Kedua, kelompok yang rajin dan menyebabkan terjadinya perubahan. Celakanya, kelompok pertama selalu mayoritas. Dominasi mereka tidak pernah surut. Jumlah para pemalas selalu lebih banyak. Banyaknya jumlah pemalas itu telah mempengaruhi seluruh budaya kita, peradaban kita, agama dan kepercayaan kita. Lebih banyak di antara kita yang ’berharap’ daripada yang bekerja untuk mewujudkan harapan itu.
Para New-Agers adalah kelompok yang paling malas. Dari sebutan New-Agers itu sendiri kita bisa lihat bahwa mereka tergantung pada ’age’, pada zaman, pada masa, pada sesuatu yang baru, yang didatangkan oleh zaman baru. Mereka belum paham bahwa pembaharuan itu mesti terjadi dari diri sendiri. New-Age tidak berarti apa-apa, jika manusianya tidak menjadi "Neo", "Baru".
Harapan pada zaman baru adalah harapan pada perubahan yang terjadi di luar diri. Harapan ini tergantung pada sesuatu yang terjadi di luar kendali kita, maka harapan ini mencipatakan rasa takut baru-ketakutan bahwa harapan itu tak terpenuhi.
Perubahan bukanlah sesuatu yang pernah terjadi secara massal. Tidak pernah. Perubahan terjadi pada perorangan, secara pribadi. Kemudian, pribadi yang berubah itu membawa perubahan. Adalah kekeliruan jika kita berharap pada perubahan yang terjadi di luar.
Untuk membebaskan diri dari rasa takut pun, adalah salah jika kita berusaha untuk membereskan keadaan di luar. Keadaan di luar tidak pernah beres. Dulu ada penjahat, sekarang pun masih ada, padalah konon dulu manusia belum beragama, dan sekarang sudah. Buktinya apa? Fakta di lapangan menunjukkan apa? Justru agama pu dijadikan kedok untuk berbuat jahat.
Upaya kita untuk membereskan keadaan di luar persis seperti upaya seseorang untuk mempercantik dan mempermanis mimpinya. Sesungguhnya yang harus dilakukan adalah membereskan dari akarnya. Mungkinkah hal itu ? Dengan cara apa? Satu-satunya cara adalah dengan menerima mimpi sebagai mimpi. Jika rasa takut itu adalah sebuah emosi, terimalah emosi sebagai emosi. Ketahuilah bahwa emosi tidak pernah stabil. Rasa takut bukanlah sesuatu yang bersifat langgeng.
Bencana, musibah, aksi teror dan kejahatan, semuanya terjadi ketika kita tidak memahami emosi sebagai emosi, ketika kita menganggap emosi yang palsu itu sebagai sesutu yang riil; ketika kita mempercayai yang tidak riil itu.
Kenapa seorang anak manusia menjadi ’durjana’- manusia jahat, ’dur’ atau jauh dari kemanusiaan-sementara si Durjana itu pun menganggap dirinya sebagai pembela kemanusiaa, pembela agama, bahkan pembela Allah? Karena ia terpengaruh oleh kejahatan yang terjadi di luar. Ia melihat kejahatan itu sebagai sesuatu yang riil, mka ia pun menanggapinya dengan berbuat jahat, dengan merakit dan melempar bom dan dengan meracuni otak anak bangsa untuk ikut mendukung upayanya. Ia tidak sadar bahwa kejahatan yang terjadi di luar itu adalah karena ketidaksadaran, dan mesti dihadapi dengan kesadaran. Kejahatan tidak dapat diakhiri dengan kejahatan.
Ada kaum yang menghancurkan patung-patung Buddha, karena patung-patung yang tak berdaya itu dianggap momok, seolah dapat merusak dan menghancurkan agama serta kepercayaan mereka. Aneh, kan?!
Kaum Buddhis, yang patung-patungnya dihancurkan, biasa-biasa saja. Mereka sadar bahwa patung bukanlah Buddha. Patung hanyalah sarana untuk mengingatkan diri akan kebuddhaan setiap insan, termasuk kebuddhaan diri mereka yang merusak dan menghancurkan patung tersebut. Justru kaum yangkonon tidak "percaya" pada patung Buddha itu sesungguhnya mempercayai patung –patung itu. Karena merasa takut atas kehadiran patung-patung itu, mereka pun menghancurkannya.
Sebagian masyarakat menganggap tokok teroris sebagai pahlawan. Bagi saya, dia justru amat penakut. Pahlawan tidak melempar bom dan menyembunyikan tangan. Dia adalah seorang penakut sejati, dan mereka yang memujanya, memajang posternya, membela dan mendewakannya adalah para penakut pula.
Bush adalah seorang penakut. Ia tahu persis jika Manhattan mengalami black-out selama satu hari saja takhtanya akan guncang, maka ia merasa perlu menguasai sumur-sumur minyak di timur tengah. Kemudian, Bush bermitra dengan para penakut di Timur Tengah, para sultan yang tahu persis bahwa kerajaan mereka hanya akan bertahan dengan dukungan militer dari Barat.
Amerika takut jika iran memiliki nuklir. Kenapa? Karena mereka pernah menggunakan nuklir untuk menghancurkan Jepang. Mereka tahu persis seberapa dahsyatnya kekuatan Nuklir. Hingga hari ini, Amerika dan sekutunya adalah satu-satunya pengguna nuklir. Sudah pantas jika mereka takun akan nuklir.
Manusia "neo", manusia baru-bukan New-ager atau mereka yang mengharapkan zaman baru-berusaha untuk memahami ’rasa takut’. Apa yang menyebabkannya? Ia juga berusaha untuk memberdayakan dirinya, supaya tidak dihantui oleh rasa takut yang sesungguhnya sekedar emosi. Sudikah anda menemani dia dalam pencahariannya? Read More......

MANAGEMENT : SENI MENGOLAH

Fear-False Emotion Appearing Real....
Ketakutan adalah emosi palsu, tapi nampak asli……
Memberi kesan seolah asli, Kesan itu sudah cukup untuk membuat kita gembira dan gelisah. Dalam kesan sesaat itu, ada suka, ada duka. Ada panas, ada dingin.
Kadang dalam kesan sesaat itu terjadi kelahiran dan kematian. Dan, ‘sesaat’pun terasa seperti ‘keabadian’.
’semunya itu mimpi. ’Para bijak mengingatkan kita. Ya, memang. Tetapi, mimpi itu begitu riil, begitu nyata. Dalam mimpi itu, kadang jantung kita berhenti berdebar. Kadang badan mengeluarkan keringat. Pengalaman-pengalaman seperti itu, walau terjadi dalam mimpi, sangat tidak menyenangkan.
"aku ingin bebas dari pengalaman-pengalaman seperti itu. Aku tidak mau dihantui oleh rasa takut, emosi yang palsu tapi terasa asli itu."
Keinginan ini wajar. Siapa sih yang mau sengsara? Siapa yang mau menderita, sekalipun dalam mimpi?
Karena ketakutan adalah emosi palsu yang tampak riil, langkah pertama yang mesti diambil untuk mengatasinya adalah " bangun dari mimpi". Akhirilah mimpimu itu. Kemudian, dampak dari mimpi itu baru diolah. Mimpi buruk boleh berakhir, tapi jika dampaknya berlanjut, kita tetap juga gelisah. Karena itu, Fear management sesungguhnya adalah "seni mengolah dampak dari rasa takut".
Marilah main-main dengan istilah management. Ada arti yang tersirat disitu..man-age-ment....Man berarti ’manusia’. Age berarti ’usia’, dan ment mengindikasikan adanya ’proses’. Management berarti Proses Peng-usia-an atau pendewasaan manusia.
Jika age diartikan sebagai "zaman’, management juga dapat diartikan sebagai proses penyelarasan Manusia dengan Zaman.
Proses ini, dan sesungguhnya setiap proses, membutuhkan keahlian. Ya, keahlian untuk menjalankan proses dengan sebaik mungkin, supaya hasilnya sesuai dengan tujuan proses-itulah management.
Dalam hal ini, tujuan proses yang akan kita jalani adalah : pendewasaan diri, dan penyelarasan dengan zaman, dengan alam, dengan semesta. Pendewasaan inilah yang kemudian membebaskan kita dari emosi yang palsu, yang biasa disebut "rasa takut".
Diri yang dewasa mampu melihat kepalsuan sebagai kepalsuan. Ia tak terjebak dalam kepalsuan itu. Diri yang sudah dewasa dan selaras dengan zaman, dengan alam, tidak takut menghadapi perubahan. Ia mendengar "sabda alam". Ia memahami artinya. Dia bertindak sesuai dengan tuntutannya.
Diri yang sudah dewasa menerima Tsunami sebagai tsunami. Ia tahu persis bahwa Tsunami hanyalah memenuhi undangan yang dilayangkan dalam ketidaksadaran. Perlakuan kita terhadap alam telah mengundang Tsunami. Karena itu, dia yang sudah dewasa tidak akan mencari keselamatan dari tsunami hanya dengan menggelar upacara doa bersama. Ia akan berusaha untuk mengubah pola hidupnya supaya tidak mengundang bencana. Ia akan berdamai dan hidup selaras dengan alam dengan lingkungan.
Tsunami gelombang emosi juga sama. Ia pun tidak berkunjung tanpa undangan. Luapan emosi pun terjadi karena kita membiarkannya untuk meluap. Di luar boleh terjadi kekacauan, kita tidak mesti terbawa oleh kekacauan itu. Kita tidak mesti diterjang oleh Gelombang kekacauan Tsunami di luar.
Menjaga kedewasaan diri di tengah ke takwarasan dunia, memelihara ketenangan diri di tengah kebisingan dunia, inilah tujuan management diri. Dan supaya tidak ditakut-takuti oleh keramaian di luar, kita membutuhkan Fear management. Read More......

FEAR (Dasar Kehidupan)

Seorang bijak menerjemahkan ketakutan atau dalam bahasa inggris, FEAR sebagai singkatan dari False Emotion Appearing Real-Emosi Palsu yang terkesan nyata.
Persis seperti ‘gelombang’ laut. Apakah gelombang laut itu dapat dipisahkan dari laut ? Apakah gelombang itu memiliki eksistensi di luar laut? Tidak. Sesungguhnya gelombang itu hanyalah sebuah sebutan. Gelombang itu tidak terpisah dari laut. Gelombang itu adalah laut. Sesungguhnya gelombang itu tidak ada; yang ada hanyalah laut. Kendati demikian, kita memperoleh kesan seolah gelombang itu ada.
Air laut yang pasang memberi kesan seolah gelombang itu terpisah darinya. Surutnya air laut menyirnakan kesan itu. Inilah basis kehidupan: rasa takut yang sesungguhnya tidak ada memberi kesan seolah ada. Tidak ada yang perlu ditakuti, karena apa yang mesti terjadi sudah pasti terjadi. Kendati demikian, manusia tetap takut.
Lantas, apakah pemahaman atau penjelasan seperti ini tidak cukup untuk membebaskan manusia dari rasa takut? Tidak. Kenapa?karena ‘akibat’ dari rasa takut itu nyata. Akibat yang sudah terlanjur membawa bencana itu nyata.
Mereka yang takut menghadapi hidup berusaha untuk mengakhiri hidup mereka, padahal tanpa diakhiri pun hidup sudah pasti berakhir. Kenapa bersusah payah untuk melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu dilakukan? Sesungguhnya tidak perlu. Maut adalah kepastian; bahkan satu-satunya kepastian dalam hidup ini. Anda tidak perlu mengundangnya. Ia tidak membutuhkan undangan anda. Ia tetap datang pada saatnya. Ia bertindak sesuai dengan jadwal dan agendanya sendiri.
Ada yang takut mati, ada yang takut hidup. Yang takut mati berusaha untuk menghindarinya, tapi sia-sia saja. Yang takut hidup berusaha untuk mengakhiri hidupnya, padahal kehidupan adalah energi, dan energi tidak dapat diakhiri. Energi tidak mengenal kematian. Energi bersifat abadi.
Kematian tidak mengakhiri kehidupan. Kematian hanyalah ujung lain dari kelahiran, dan kedua-duanya berada dalam lingkaran kehidupan yang utuh, dan berputar terus tanpa henti!
"baik,baik,baik," kata seorang kawan. ’Cukup sudah kau berfalsafah. Aku memahami semuanya itu, tetapi tetap saja tidak terbebaskan dari rasa takut. Apa yang kualami ini riil..
Dia betul. Rasa takut, walau disebut ’palsu’, tatap juga te-‘rasa’-kan. Walau dianggap sebagai emosi yang selalu naik turun, mundur-maju, pasan-surut, kita tetap juga hanyut dalam emosi tersebut. Dan, ketika itu terjadi, terlupakanlah petuah para bijak ‘ini pun akan berlalu’. Kita terbawa oleh emosi yang walau ‘terbit’ untuk sesaat saja. Read More......

10 Hal yang bikin cewek bahagia..

ini rumus saya..semoga temen2 percaya semua....tapi udah lama gak dipraktekkan lagi...hehehe..

Bagi saya wanita tu mahluk di dunia yang paling indah..saya sangat mengagumi wanita..kenapa..?

Menurut pengalaman saya selama ini..wanita itu lebih mementingkan perasaan yang ada di dalam hatinya..otak yang ada di dalam jantungnya..

1. mengusap-usap kepala

Aku seneng banget kalau pacarku mengusap-usap kepalaku soalnya jadi lebih berasa kalo dia saying sama aku

2. Simpen foto didompet

3. Inget tanggal ulang tahun

Biasanya cowok kan nggak begitu perhatian sama hal-hal kecil, semisal nginget tanggal ulang tahun pacarnya.

4. Ngebisikin “ ilove you…

5. Suka ngebawain makanan favorit

Dia selalu memperhatikan makanan apa saja yang aku makan. Sehingga jadi tau mana makanan favoritku.

6. Diakui sebagai pacar di situs pertemanan

Nggak nyangka ya ternyata sekedar mencantumkan statement bahwa mereka adalah pacar kit, mereka udah bias melayang brur..hehehehehe…

Kata para cewek apa yang kita tulis itu merupakan sebuah pembuktian kepada public kalo kita benar-benar cinta. Enggak macarin mereka Cuma buat ‘ngisi waktu luang’ belaka

7. Nyanyi

Lagi di mobil atau ngobrol berduaan di teras rumah tau-tau dia nyanyiin aku lagu kesukaanku, soalnya niatnya buat menyenangkan hatiku.

8. Dicium lewat telepon

9. Ngelucu di saat garing

Artinya dia berusaha banget bikin aku ketawa lagi…, happy lagi dia berusaha begitu karena dia cinta sama aku…

10. Cepet dibales smsnya

Yap ternyata kecepatan kita membalas sms dari mereka jadi barometer sejauh mana rasa cinta kita pada mereka. Jack. Kalo kita cinta, pasti langsung membalas setiap kali sms mereka masuk (meski enggak penting). Sebab cinta artinya nggak bikin orang orang yang dicintai menunggu lama. Itu alesannya..

Yang lain..

- dilirik dan disenyumin di depan orang banyak

- Dicium keningnya

- Dipajang fotonya di kamar kita

- Dikasih laporan kita sedang ada dimana, ngapain, sama siapa, dll

- Diajak pacaran ke tempat yang nggak standar. Contoh : pacaran di dermaga pasar ikan, pacaran di museum, pacaran sambil lintas kebun the, dll.


Read More......