Selasa, 24 Juni 2008

Cinta Pondasinya Hidup..atau Hidup Pondasinya Cinta??

Oleh : Budi Satriya
Hidup memang harus dijalankan.. betapa unik realita kehidupan … hidup rasanya seperti naik taksi, jalan atau berhenti argonya tetap berputar Tak satupun yang kuasa memprediksi jalannya kehidupan, begitu juga jalannya cinta tak ada satu orangpun yang sanggup memprediksi…. Akan cinta sejati yang jatuhnya dari dasar lubuk hati.. hinggap di tengah padang pasir yang sangat kering dan tandus, tapi walaupun setetes jatuhnya menyejukkan..seakan akan tidak mengindahkan ganasnya padang pasir di sekitarnya…. Tapi itulah cinta, begitu rumit dan sulit. Walau hanya setetes.. tapi sungguh sulit ditemui di tengah ganas dan panasnya padang pasir… Bagaikan hidup yang penuh dengan ketergantungan , ia akan selalu dikenang selama asa menempel pada badan duniawi selama roh menumpang di kursi hatinya.. cinta sejati tak akan pudar… walau lama dipendam… ia akan sulit terhapus, itulah manisnya cinta ia permanent prinsip hidup yang sejati, bukan pemuas nafsu duniawi, cinta murni tanpa pamrih…
Dapatkah kau merasakannya….. ia singgah direlung hatimu selama kau masih menginginkannya… selama kau masih merindukannya…ia akan tetap disana, tapi sekali kau menjauhinya ia pun menjauhimu,.. kesadaran mahluh hidup tidak bisa hidup tanpa cinta yang murni dan tulus ikhlas…
Dan jika tautan hatimu, pegangan jiwamu.. tertaut benda lain yang sejiwa apa yang akan kau lakukan? Kegusaran hati menembus dalamnya perasaan yang hampa udara disapa keheningan malam ditengah samudra yang dilanda badai dan ombak besar silih berganti….
Dan jika salah satu bagian tubuhmu terlepas.. mencari bagian tubuh yang lain.. siapa yang patut disalahkan…
Tapi hanya satu pegangan yang kuat dalam mengarung ganasnya lautan, yang dapat menjadi layer dalam menapaki perjalanan, yang dapat menjadi matahari yang bersinar kuat mengusir badai , selama engkau tetap berpegangan kuat dengannya ia tidak akan pernah melepaskanmu, sebaliknya ia akan menuntunmu , membimbingmu sampai engkau mencapai daratan…….
Cinta dimana kau sekarang… mendambakan seorang kekasih… tidak-tidak ia nyata… ia bukan hampa… ia ada…. Tapi sayangnya jauh… sulit untuk menggapainya…. Kenapa hidup menjadi semakin sulit, bagaikan mendaki gunung.. semakin keatas semakin sulit akan oksigen… Seperti menyelam , semakin dalam semakin sulit untuk menyeimbangkan tekanan…..
Masihkah ada kehidupan yang setara dengan penderitaan yang terjadi, disaat rasa rindu ini datang, hidup terasa hampa, ingin sekali kembali ke masa lalu, memperbaiki masa lalu , mulai menyusun lagi dari awal, menggores setitik pena sedikit demi sedikit sehingga menjadi satu garis yang utuh, hidup tak ubahnya sebagai sebuah garisan tangan hampa, yang ingin membentuk suatu garis tangan yang utuh tapi apa daya tintanya luntur dan habis ditengah jalan.
Siapa gerangan yang dapat memahami makna hidup….? Sedalam lautan seluas samudra setinggi angkasa, tak ada…. Mungkin seperti saya yang hanya bisa melihat terangnya matahari, birunya lautan, tapi tak mungkin menjangkaunya walaupun hanya sampai ke dasarnya.., tak mungkin dapat menjangkaunya lebih dalam, jikalau indra-indra kita hanya diijinkan hanya sampai disitu.
Manusia diciptakan setara dan seimbang, tapi manusia tidak benar-benar bisa seimbang dan setara dengan manusia lain, ada sedikit celah pembatas yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Begitu sempitnya celah itu, sehingga hanya sedikit sinar yang bisa menerobos memasukinya, melalui sedikit rongga2 kosong dan sempit walaupun dibutuhkan sedikit keberuntungan.
Sesempurna itukah manusia diciptakan..?
Bias Biru bersinar di langit, meratap relung-relung hati yang dalam.., dihembus angin sejuk semilir-semilir, mengguncang bertiup dan menekan, nyiur melambai, tapi terlihat kalem menyapa…. Hati siapa yang hancur, melihat alam tertawa dengan seenaknya, sedangkan salah satu unsurnya hampir ditelan bumi, meringkik, meringih , kesakitan, hati ini, menguak misteri hidup yang tak kunjung berakhir…
Sungai yang bermuara ke laut, isyarat bahwa setiap cipta kehidupan bersumber, dan kembali ke sumbernya, kita hanya berjalan ke tujuan kita, walaupun naik turun, lurus, berliku, kiri-kanan jurang, berbatu, berpasir, berair, becek, banjir, longsor, hotmix, beraspal, dan lain sebagainya, toh akhirnya sampai juga ke tujuan dengan dilandasi perjuangan dan ridhonya…, semoga dipilihkan jalan yang lurus bebas hambatan layaknya tol, sehingga cepat sampai ke tujuan….
Kembali ke soal cinta, yang mendesak untuk dipertanyakan , kehidupan yang merongrong dari dalam, berdasar keindahan rohani yang takjun diam menyapa, atau Cuma diam di sisi detidakadilan yang terasa menyesatkan hati, tiada kadar benci yang bersemayam dihati, nun jauh disana burung-burung berkicau melafalakan segenap bait kehidupan seakan –akan bersaing tuk tunjukkan siapa yang paling berarti. Persaingan yang kadang-kadang semu untuk ditaklukkan, ketika tahu sang penyejuk hati yang hampir tiap malam menghiasi segenap relung-relung mimpi, merasuk sampai ke titik paling bawah dalam kulminasi bawah sadar ku.., apa yang terjadi? Tak semua orang tahu, bahwa ini hanyalah rahasia kehidupan, ini hanyalah rahasia hati.. apa yang kautahu tentang rumitnya hidup ?
Hidup di kedua sisi yang berbeda, sisi kasar sisi halus, sisi gelap sisi terang sisi hidup sisi mati, perlu berjuta juta mil jauhnya untuk melukiskan yang mana yang terbaik bagi penawar racun hidup yang seakanakan ganasnya, tak mampu dibendung oleh racun ular sekalipun. Hidup tak hanya hidup, berjalan kesana kemari tak tahu akhir.. hanya bingung melihat segenap realita hidup, tak mampu mengecam segenap ketidakadilan yang hidup bersamanya, bagaikan saudara , tak taulah saudara kandung atau sekedar kakak ipar?,
Cinta yang bersemi seakan tak kenal waktu, seakan tak kenal tanggung jawab hidup yang diutamakan, cinta yang bersemi tumbuh bagaikan bunga mawar ditengah hamparan dedaunan yang gersang diterjang ganasnya musim gugur, yang hidup ditengah ganasnya hujan badai, bunga mawar tak pernah memamerkan keindahan harumnya, ia tumbuh sendiri menurut opini orang-orang yang lewat disampingnya, ia hanya bergumam, berkeluh kesah sedikit, ketika segelintir orang yang tak tau menahu hikayat hidup tega mempermainkannya, menggundulinya, mengambil secarik bunganya yang harum… ia hanya mengandalalkan antibody alami yang dimilikinya untuk melawan, walaupun itu hanya bersifat melukai secara fisik tak membunuh secara massif.
Yakinlah cinta sejati akan selalu ada, pada setiap manusia , yang sama sama menyimpan tuhan dalam hatinya, yakinlah semua manusia bersaudara, yang sama-sama memikirkan tuhan dalam dirinya, sama sama hidup dibawah matahari yang sama, kenapa kita dipecundangi perbedaan? Harmoninya musik reggae yang dinikmati segelas kacang dan semangkuk air, tak meyiratkan perbedaan yang tercipat oleh berbeda beda tangga lagu yang berbeda, duduk ditengah-tengah taman melihat indahnya aneka bunga warna-warni yang ‘berbeda’ warna, tidakkah kau takjub melihatnya… tak kah kau merasa perbedaan diciptakan secara sengaja, tuk saling melengkapi bukannya tuk saling menelanjangi? Tidakkah kau sadar? Karena kuatnya ego yang merasuk hatimu, yang dicampur air keruh berita yang belum tentu benar tentang saudara sebatinmu saudara seimanmu yang kautahu diracuni olah bangsa-bangsa lain yang duduk di ruangan yang sama… kenapa kau tega meracuni juga saudaramu yang lain, yang notabene bukan saudara seimanmu, yang tak tau apa-apa tentang masalah itu? Apa yang kau pikirkan ? apa yang ada dibalik kopiahmu? Apa yang ada dibalik seragam hitammu, apa yang ada dibalik kain putihmu ? apa yang ada dibalik bulatan sorban kuningmu ?...Seiman sebatin atau apalah namanya, yang terutama kita sama sama menghampar bgaikan anak –anak langit penyejuk ruang rohani sama-sama memuja dia yang hanya satu terang-benderang berpijar pijar maha, maha, dan maha.. tidakkah kau tahu bahwa ini suatu siklus hidup.. seperti air mengalir yang tak usah kau pertanyakan lagi pasti bertemu di muara yang sama… segores segenggam warna biru.. di dasaran laut yang terjal, ditingginya gunung memecah langit yang biru.. memuncah membahana ditiup angin sepoi-sepoi mengalun satu lagu merdu lagu cinta kasih, lagu perdamaian…..
Hidup bukan sekedar kerelaan melepas sesuatu yang kita sayangi tapi lebih berkesan ke harapan hidup yang sesungguhnya.
Sebungkus manisan gula yang dibungkus dalam tas kecil yang dihiasi pernak-pernik hiasan

Tidak ada komentar: