Minggu, 20 Desember 2009

Sunat itu "sebenarnya" tidak perlu



Anda telah dicecoki bahwa sunat itu lebih higenis dan lebih aman bagi kesehatan. Namun, apabila anda membuka mata dan teling anda lebih lebar sedikit, anda akan kaget. Dalam masyarakat yang tidak diwajibkan sunat, penyakit seksual sangat minim. Justru penyakit-penyakit seksual lebih banyak dialami oleh kelompok masyarakat yang mewajibkan sunat. Saya tidak mengatakan sunat itu baik atau buruk. Saya hanya ingin membeberkan fakta-fakta saja.

Tradisi sunat merupakan hasil konspirasi kaum Adam terhadap kaum Hawa. Sunat menguntungkan kaum Adam. Sebelum ia disunat, kulit penis ikut memainkan peranan penting dalam berhubungan seks. Gesekan-gesekan yang dialami oleh kulit penis, ikut memberikan stimuli dan orgasme pun dapat terjadi lebih awal. Tunggu dulu - saya mengatakan orgasme dapat terjadi lebih cepat. Saya tidak bicara tentang ejakulasi dini. Sedangkan bila disunat, pria dapat menunda orgasme. Pria tahu persis bahwa api seks yang membara dalam diri seorang wanita lebih berlipat ganda daripada api seks yang membara dalam dirinya. Untuk mencapai kepuasan sempurna dalam hubungan seks, seorang wanita membutuhkan multi orgasme. Pria tidak selalu membutuhkannya.

Yang menjadi masalah dengan sunat adalah bahwa bila pria itu kencing, air kencing langsung keluar. Kalau ia belum disunat, air kencing akan melewati kulit dan ikut membasahi permukaan penis dan kulit penutupnya. Demikian, air kencing itu membasmi bakteri-bakteri yang mungkin melekat pada permukaan penis. Air kencing, terutama pada pagi hari, mengandung beberapa zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Itu sebabnya, tradisi-tradisi kuno di timur, seperti Mesir, Cina dan India, tidak pernah menganjurkan sunat. Jangan lupa, tradisi-tradisi kuno tersebut pernah mencapai tingkat pengetahuan yang sangat tinggi dalam bidang medis dan kesehatan. Dari mereka kita mendapatkan teknik-teknik pemijatan, akupunktur, ramu-ramuan, bahkan pembedahan, dan lain-lain. Jangan anggap mereka bodoh. Apaila sunat itu memang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan, meraka akan pasti menganjurkannya. Jangan lupa pula mereka adalah tradisi-tradisi yang melahirkan teks-teks tentang pendidikan seks, seperti Kamasutra yang sedang kita bahas. Pada masanya, mereka sudah banyak mengadakan penelitian atau riset dalam bidang seks. Pengetahuan mereka sudah cukup luas.

Kendati demikian, jangan khawatir. Apabila anda sudah terlanjur disunat, atau apabila Agama anda mengharuskan anda disunat, masih juga ada jalan keluarnya :
sehari sekali masukan penis anda dalam silinder atau gelas yang berisi air kencing anda sendiri, biarkan terendam selama beberapa menit. Dengan begitu anda akan berhasil menghindari berbagai macam penyakit seksual. Mantan Perdana Menteri India, Morarji Desai, setiap pagi minum air kencingnya sendiri dan menurut dia, antara lain itulah sebabnya ia selalu dalam keadaan fit walaupun lanjut usia. Seorang penulis dari barat, Armstrong, bahkan menulis sebuah buku Water of Life, dimana ia mebeberkan manfaat air kencing, khususnya kencing pagi. Ia membuktikan bahwa air kencing pagi dapat berperan sebagai antibiotika dan antiseptik.

Kaum pria adalah kaum yang lebih banyak menggunakan otak daripada hati. Itulah sebabnya ia cenderung menjadi licik, ia sadar akan kelemahannya. Ia memberikan giwang kepada wanita untuk mengerem gairah seks wanita itu dan melakukan penyunatan terhadap dirinya untuk menunda orgasme.

Apabila anda memiliki wawasan yang luas, apabila anda pernah mempelajari sejarah umat manusia, dan bukan hanya membacanya, anda akan menemukan bahwa tradisi sunat tidak berasal dari suatu agama. Sunat berasal dari Timur tengah. Manusia Timur tengah kekurangan air. Mereka tidak selalu dapat membersihkan penis setelah mengadakan hubungan seks. Bagi masyarakat yang hidup di padang pasir, budaya sunat menjadi suatu keharusan. Menurut saya, itulah sebabnya sunat diwajibkan disana.

(Oleh Anand Krishna, Jalan Kesempurnaan melalui Kamasutra, Hal 10-13)

Tidak ada komentar: