Kamis, 31 Desember 2009

Humor Ala Gusdur



Setelah Berpetualang menemui Megawati, presiden Habibie dan mantan presiden Soeharto, kini Gusdur menemui Jaya Suprana untuk mengemukakan lawakannya, rencananya akan ditayangkan di TPI bulan depan.
" Komentar Gusdur terhadap Tiga Presiden RI ".
Negara kita ini aneh, selalu dipimpin oleh orang " gila ",
Presiden Pertama : Gila Wanita.
Presiden Kedua : Gila Harta.
Presiden Ketiga : Gila Sungguhan.
[sumber : Suara Merdeka 16/1/99].
Sekarang Komentar Parto tentang " Komentar Gusdur terhadap Tiga Presiden RI ".
Saya ibaratkan yang mana Gusdur adalah ibarat orang buta yang mengenal Gajah.
Presiden pertama : Gusdur kenal gajah,hanya bagian belalainya yang panjang, Gusdur berpikir pasti ini hidung belang, gila wanita.
Presiden kedua : Gusdur kenal gajah,hanya bagian perutnya yang besar, Gusdur berpikir pasti ini penimbun makanan, Gila harta.
Presiden ketiga : Gusdur kenal gajah, anak gajah yang baru lahir, Gusdur berpikir, kecil begini sudah jadi presiden, pasti kalau nggak jenius, ya gila beneran. Dan Gusdur menilainya gila beneran.
" Sekarang giliran anda mengomentari Parto . . "
Parto adalah daripada yang mana pelawak yang . . . dan . . . . serta . . . . titik.

dicium artis cantik
magnet sense of humor gus dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh pondok kajen. saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi gus dur tanpa pake permisi.
jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, gus mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.
"loh gus, kok gus dur diam saja sih disun sama perempuan?'
dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, gus dur malah ngasih jawaban sepele.
"lha wong saya kan nggak bisa lihat. ya mbok sampeyan jangan pengen."

tiga polisi jujur
gus dur sering terang-terangan ketika mengkritik. tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
menurut gus dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. "pertama, patung polisi. kedua, polisi tidur. ketiga, polisi hoegeng (mantan kepala polisian ri)."
lainnya? gus dur hanya tersenyum

tuhan tak perlu dibela
saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai 'pihak yang paling garang' dan 'paling ngotot' mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama tuhan. jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.
"tuhan nggak perlu dibela," jawaban gus dur kala itu. karuan saja omongan itu juga menimbulkan kontroversi. hingga akhirnya teman gus dur, kh mustafa bisri pun ikut angkat bicara.
"tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. kalau se-indonesia ini mau jadi kafir semua, tuhan juga nggak akan bermasalah," sambung gus mus menguatkan pernyataan gus dur

maju aja dituntun, apalagi mundur
dur dalam berbagai kesempatan selalu berkata jujur. akibat kejujurannya itu, kadang kala disertai humor "tingkat tinggi" yang membuat para pendengarnya tergelak.
salah satu contohnya kala gus dur menanggapi berbagai desakan agar dirinya mundur. tanpa basa-basi dia pun menimpali.
"maju aja masih harus dituntun, apalagi mundur," ujar gus dur

presiden wisatawan
teladan yang diberikan gus dur sangat banyak. misalnya saja saat memberikan pidato di jerman yang ikut serta mantan presiden indonesia bj habibie. di situ gus dur runtut menyebutkan status kepresidenan dari masa pak karno sampai dirinya.
"pak karno itu presiden yang negarawan, pak harto hartawan, pak habibie, sedang saya sendiri wisatawan," ujar gus dur jujur.
pernyataan gus dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri

pikiran p o r n o
dalam suatu kesempatan gus dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. namun dengan itu bagian dari upaya gus dur menyampaikan joke.
"alquran itu kita suci yang paling p o r n o. ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. berarti mengeluarkan tetek. ya udah, cabul kan?"
mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? maka, di lain waktu gus dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
"maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. kalau nggak, ya udah. berarti beres."
masih nggak puas. karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. "tapi gus, alquran kan bahasanya sopan?"
"betul, juga bahasa di luar alquran banyak yang sopan. tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. terus dia mbatin kenapa bisa bunting? mendadak 'barangnya' (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu," jawab gus dur.
ya, begitulah gus dur



hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti olimpiade . acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. begitulah sambutan gus dur saat melepas tim indonesia ke olimpiade sidney yang baru lalu.
gus dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di suriah. pada waktu olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal suriah merebut medali emas. sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
"apa sih rahasia kemenangan anda?" tanya wartawan.
"mudah saja," jawab si pelari suriah, enteng, "tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu israel di belakang saya yang mau menembak saya."



ini cerita gus dur tentang situasi rusia, tidak lama setelah bubarnya uni soviet. sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek,
antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.
begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, "roti habis."
lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. lebih banyak lagi yang tak kebagian. dan dia mencatat "bahan bakar habis!", kemudian dia menuju ke antrean sabun. wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. dia menulis besar-besar "sabun habis!".
tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel kgb. ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur "hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?".
sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .
"untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi", ujar sang intel, "kalau dulu, kamu sudah ditembak".
sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, "peluru juga habis!



Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Pernah dia mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Baca saja puisi yang dibuat oleh Zul Irwan ini:
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi



Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI saat berkunjung ke Kuba dan bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di Kuba. Dan mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya. “Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.

Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong, tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
“Lho kang, ngopo (kenapa) ngamuk-ngamuk mbanting radio?” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan. “Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Al-Qur’an terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean tahu ini radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya ‘all-transistor’, pakai ’Al’.”

Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?" tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!"

Presiden Nyeleneh
Gus Dur selalu dianggap aneh dan berbeda dengan orang lain. Anggapan ini juga dirasakan oleh mantan Menteri Pertahanan Mahfud MD. Dia juga merasa heran kenapa justru dirinya yang saat itu dosen di UII Yogyakarta menjadi Menhan.
"Saya heran kok saya dijadikan Menhan. Gus Dur memang nyleneh. Kalau nggak nyleneh nggak mungkin memilih saya menjadi Menhan," aku Mahfud disambut geer audien dalam satu forum talkshow di televisi swasta nasional.
Mahfud juga pernah mengaku akan mundur dari posisi menteri. "Saat itu saya dapat hujatan yang luar biasa. Belum-belum kok sudah dapat kritikan luar biasa. Saya ketemu teman-teman di Yogya. Dalam suatu rapat, saya tegaskan bahwa saya akan mundur dari menteri. Eh, tidak berselang beberapa menit, Gus Dur telepon: 'Pak Mahfud jangan mundur."
"Yah, begitulah Gus Dur. Aneh, tapi juga luar biasa," kenang Mahfud MD.

Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.

Riya
“Pejabat Indonesia ini narsis dan riya' (memperlihatkan ibadahnya kepada umum),” kata Gus Dur suatu ketika.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam sebuah kunjungan ke luar negeri.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, dzuhur, asyar, maghrib and isya,” jawab si Nyonya percaya diri.

Iklan Gratis
Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ‘seindah warna aslinya’,
tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.

XKuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka:
“Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdo’a, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”

Obrolan Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa...
setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.

masuk akal
Ini cerita lama, sewaktu Gus Dur masih menjabat sebagai ketua PBNU. Kantor PBNU waktu itu baru saja melengkapi fasilitasnya dengan mesin faksimili. Hari itu Gus Dur sedang kedatangan seorang rekannya, disana juga sudah ada Arifin Junaidi (Wakil Sekjen PBNU saat itu) yang mempraktekkan cara mengirim faksimili di depan Gus Dur dan rekannya itu.
"Lho, ngirim tulisan pakai mesin ini apa bisa diterima sama persis disana?" tanya rekan Gus Dur, terheran-heran. Arifin menjawab yakin,"Lha iya, toh."
Setelah Arifin memfaksimili, tiba-tiba ada faks masuk. Drrt...drrt...drrt.....Mendengar bunyi dan masuknya faks itu, rekan Gus Dur ini makin kagum saja. "Wah, mesin faks ini memang luar biasa, nggak masuk akal," komentar rekan Gus Dur sambil geleng-geleng kepala.
Spontan Gus Dur nyeletuk,"Ya jangan dimasukkin akal! Masukin kertas, dong."

Nikah
KALAU yang ini benar-benar kisah nyata yang dialami Gus Dur dan Ibu Shinta Nuriyah. Gus Dur muda dikenal sebagai pria pemalu. Ia lebih memilih buku dan bola sebagai teman daripada harus pacaran.
Maka ketika ia ditawari untuk kuliah di Mesir, ia diwanti-wanti oleh pamannya, KH Fatah agar sebaiknya mencari isteri dulu segera. "Soalnya, kalau menunggu pulang dari luar negeri, kamu hanya akan mendapat wanita tua dan cerewet," ucap paman.
Mendengar pesan paman yang sangat menyayanginya itu ia gelagapan. Namun, setelah dipikir-pikir pesan paman itu nyantol juga. Apalagi sang paman tidak hanya menganjurkan, tetapi juga membantu mencarikan calon. Lalu disodorkan nama Sinta Nuriyah, yang pernah menjadi murid Gus Dur ketika menjadi guru di Mua'llimat. Tanpa membantah sepatah kata pun, dia menyiakan pilihan pamannya itu.
Sayangnya Sinta Nuriyah belum bersedia. Lantaran ia baru saja trauma oleh salah seorang gurunya yang meminangnya ketika ia baru berusia 13 tahun. Celakanya guru itu juga bernama Abdurrahman.
Maka ketika pertama kali ia menerima surat Gus Dur, Nuriyah ogah-ogahan dan berkomentar, "Ah Abdurrahman lagi, Abdurrahman lagi."
Namun keraguan Nuriyah berubah menjadi simpati ketika dalam sebuah suratnya Gus Dur mengeluhkan bahwa ia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan Pemuda Indonesia) Mesir. Maka lewt surat balasannya, Nuriyahpun tersentuh dan mencoba menghibur. "Masak manusia harus gagal dalam segala-galanya," tulis Nuriyah. "Gagal dalam studi, paling tidak berhasil dalam jodoh."
Begitu menerima surat itu, maka Gus Dur langsung meminta ibunya untuk segera melamar Nuriyah. Kebetulan, sebentar lagi salah satu adik Gus Dur juga mau menikah, dan sungkan melangkahi kakaknya. Maka tanggal pernikahan pun disamakan. Pernikahan pun direncanakan dilaksanakan di Tambak Beras Jombang.
Karena Gus Dur sedang di Mesir maka terpaksa pernikahan dilakukan tanpa menghadirkan mempelai pria alias in absentia. Pihak keluarga meminta kakek Gus Dur dari garis ibu, KH Bisri Syansuri , yang berusia 68 tahun, untuk mewakili mempelai pria.
Tak pelak para hadiran kaget saat menyaksikan acara ijab Kabul. Mereka merasa iba pada Nuriyah. "Kasihan ya si Nuriyah, suaminya tua banget."
Maka sepulang sekolah dari Mesir, aksi pertama yang dilakukannya adalah kawin (lagi). Mereka menggelar resepsi betulan-kali ini dengan mempelai pria yang asli.

Tidak ada komentar: