Tampilkan postingan dengan label Psikologi Pencerahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi Pencerahan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Juni 2010

Memasuki Saat Sekarang


Dengan dimensi tanpa batas waktu (timeless) timbullah pengenalan yang berbeda, yang tidak "membunuh" jiwa yang hidup di dalam setiap ciptaan dan segala sesuatu. Suatu pengenalan yang tidak menghancurkan kekudusan dan misteri kehidupan, tetapi justru mengandung kasih yang dalam dan penghormatan bagi semua. Suatu pengenalan ketika pikiran tidak mengetahui apa-apa.

Hentikan Pola Lama yang menolak saat sekarang dan resistan terhadap saat sekarang. Biarkan diri untuk meninggalkan pehatian dari masa lalu dan masa depan bilamana sudah tidak dibutuhkan lagi. Keluarlah dari dimensi waktu sesering mungkin dalam kehidupan sehari-hari. Keluarlah dari dimensi waktu sesering mungkin dalam kehidupan sehari-hari. Keluarlah dari dimensi waktu sesering mungkin dalam kehidupan sehari-hari.

Bila anda merasa sulit memasuki saat sekarang secara langsung, mulailah dengan mengamati kecederungan kebiasaan pikiran anda yang ingin melarikan diri dari saat sekarang. Anda akan menemukan bahwa masa depan biasanya dibayangkan sebagai lebih baik atau lebih buruk daripada saat sekarang. Jika masa depan yang dibayangkan itu lebih baik, bayangan itu akan memberikan anda harapan atau antisipasi yang menyenangkan. Keduanya bersifat khayal.
Melalui pengamatan diri, secara otomatis kehadiran akan datang ke dalam kehidupan anda. Saat menyadari anda sedang tidak hadir, anda justru hadir. Bilamana anda mampu mengamati pikiran anda, anda tidak terjebak lagi di dalamnya. Ada faktor lain yang masuk, sesuatu yang bukan berasal dari pikiran: kehadiran yang menyaksikan.
Hadirlah layaknya penjaga pikiran anda atas pemikiran dan emosi anda, termasuk reaksi-reaksi anda dalam berbagai situasi. Setidaknya, berikan perhatian pada reaksi-reaksi anda sama seperti pada situasi atau pribadi yang menyebabkan anda bereaksi.

Dikutip Dari Buku Practising The Power Of NOW
(by Eckhart Tolle)

Read More......

Sabtu, 13 Maret 2010

Agama adalah sebuah Pengalaman Bukanlah Akhir dari Perjalanan



Seorang pemuda haruslah selalu memperkaya hidupnya dengan pengalaman. Pengalaman seperti apapun yang kita lakoni pastilah menimbulkan kisah, perkayalah diri kita dengan berbagai macam pengalaman, bukalah dirimu untuk segala sesuatu, sesuatu yang berguna yang pada akhirnya tugas kitalah yang berfungsi menelaah pengalaman-pengalaman tersebut.
Ya memang, kita harus terbuka terhadap setiap pengalaman, tapi biasakan setelah melakoninya, renungkanlah, apakah pengalaman tersebut menumbuhkan jiwa saya, mengembangkan jiwa saya? sehingga jiwa saya lebih matang, lebih dewasa, lebih cerdas dari sebelumnya...? jika kebanyakan tidak berarti itu pengalaman yang tetap bermanfaat tapi tidak berfaedah. Bermanfaat karena kita dapat mempergunkan anugrah yang paling indah dari Tuhan yaitu kebebasan untuk memilih, kita berhak memilih segala sesuatunya, apa yang kita anggap baik, belum tentu dianggap baik pula oleh orang lain, jadi pilihan kita tidaklah selalu objektif tapi subjektif, tapi ok...fine itulah pilihanku berdasarkan 'pengalamanku' bukan pengalamanmu, bukan pengalaman orang lain , jadi peduli setan dengan pendapat orang lain. selama kita selalu terbuka terhadap segala sesuatu, tapi tidak terseret didalamnya, kita berhak menilai pendapat kita sendiri, pengalaman kita sendiri. Definisi kita terhadap suatu pengalaman, sangat tergantung dari apa yang kita baca, apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan.
Setiap pengalaman adalah baik, itu hanya menguatkan kemampuan kita untuk memilih, mana yang akhirnya berfaedah bagi pengembangan diri kita, mana yang baik dan mana yang tidak baik, dua2 nya kita terima, karena merupakan energi kehidupan, kita tidak boleh memaksakan diri untuk berpikir positif, tapi haruslah bersikap positif, apa yang baik adalah baik, dan kita wajib menjaganya dan mengembangkannya, apa yang buruk adalah memang buruk, sehingga kita bisa belajar dari kesalahan2 yang kita lakukan. Keduanya sangat bermanfaat tapi faedahnya kitalah sendiri yang menentukan.
Agama juga menurut saya adalah sebuah pengalaman, apakah pengalaman saya beragama sudah melembutkan jiwa saya, apakah pengalaman sy beragama sudah already bigger my point of view, apakah pengalaman saya beragama sudah mengeluarkan saya dari kotak-kotak sempit pemahaman saya akan antar agama yang memisahkan umat manusia? jangan berhenti di titik agama, berjalanlah terus, hingga mencapai inti dari agama itu sendiri, janganalah berdiri di tepi pantai sambil terus mengagung-agungkan lautan yang luas itu, selamilah ia, berenanglah kamu di laut luas itu.
Selama ini kita selalu berdiri di tepi pantai dan terus mengagungkan laut yang luas tersebut, kenapa kita tidak menceburkan diri saja kedalamnya, bersatu dengannya? itu karena kita masih takut, kita masih takut oleh sesuatu yang tidak dikenal pikiran, sesuatu yang abstrak, kita terikat oleh dunia ini, dunia ini mengikat kita sebegitu kuatnya, sehingga kita tidak kuasa untuk melepaskan diri.
Agama zaman isi sudah seperti sepatu, kebanyakan orang yang sudah terindoktrinasi kemana-mana membawa sepatu di kepalanya, mungkin mereka tidak sadar bahwa sepatu itu (baca 'agama') adalah sekedar alat, yang mengantarkan kita ke tujuan, yang menghindarkan kita dari kerikil-kerikil tajam kehidupan. So, ngapain kemana-mana memakai sepatu di kepala?, .
Caranya adalah bersikaplah selalu memberi tanpa pandang bulu, berikanlah semua, seperti matahari seperti udara seperti bumi seperti tumbuhan, ikhlas selalu bekerja untuk sesama tanpa mengkotak-kotakkan, warna, agama apapun itu yang membedakan, alam memberi yang 'satu' itu yaitu keberadaan, kita semua, alam tata surya dan segala isinya. Maha hidup maha pengasih. Oh Tuhanku....u are everything,

Manusia bisa hidup tanpa agama dan meditasi Tapi tidak bisa hidup tanpa saling mengasihi antar sesama manusia
(Tenzin Gyatso, The 14th. Dalai Lama) Read More......

Senin, 08 Maret 2010

Saya hobi yang namanya mengejar negativitas


Suatu yang buruk belum tentu buruk...bila engkau benar-benar melihat kedalamnya...kedalam jiwanya...jangan terjebak dalam esensi material belaka, hidup hanyalah untuk yang senang-senang belaka, mengejar kenikmata, material matters tidak menjamin kegemilangan dan sehat jiwamu di masa kini dan nanti.
Cobalah sekali-kali menelisik ke dalam core, inti dari materialistik itu, suatu energi agung yang tak berbatas, jangan terpaku pada benda materialnya saja, pada energi yang merambat pelan, rasakan dan cobalah menyelusup lembut ke dalamnya. Kadang-kadang kenikmatan itu tidak berguna bagi perkembangan jiwa, apalah arti kenikmatan panca indra, yang sebentar pergi sesaat datang lagi, benar-benar fana, setumpuk kenikmatan menjadi setumpuk kesedihan beberapa detik lagi, kejarlah kesedihan setumpuk kesedihan yang rubuh berganti menjadi kebahagiaan.
Kejarlah negativitas itu, hadapilah itu akan melipatgandakan kekuatan, semakin berat tantangannya semakin sehat jiwa kita. Hiduplah penuh penerimaan, berilah semua yang ada di tangan, ketakterikatan pada apapun di dunia mencermikan kekayaan sejatimu, kekayaan jiwa.
Terimakasih guruji atas nasihat mu....surprised Read More......

Minggu, 17 Januari 2010

Nabi Musa dan Firaun


Nabi Musa dan Firaun tampak berbeda, padahal dua-duanya adalah pengabdi ilahi. Setiap orang memperhatikan pengabdian Musa. Tidak ada yang memperhatikan penyesalan Firaun.
Setiap malam ia menangis, "Ya Allah, karena kehendak-Mu Musa memperoleh pencerahan, karena kehendak-Mu pula, aku hidup dalam kegelapan. Kenapa jiwaku tidak dibersihkan sebagaimana Engkau membersihkan jiwa Musa? Kenapa Tuhanku, kenapa?"

Demikian, setiap malam ia menangis dan mengeluh. Sampai akhirnya sadar sendiri, "Sungguh beruntung aku! Walaupun untuk menyampaikan keluhan, setiap malam aku menyebut Nama-Nya..."

Setiap warna berasal dari Dia Yang Melampaui Segala Warna. Masing-masing warna berbeda, padahal sumbernya sama. Air dan minyak berasal dari sumber yang sama-cairan. Tapi lain air, lain minyak. Bunga mawar dan duri berasal dari pohon yang sama. Tapi lain mawar, lain duri.

Bunga dan duri tampak berbeda, air dan minyak tampak berbeda. Tetapi berasal dari sumber yang sama. Lalu mana yang benar? Perbedaan atau persamaan? Membingungkan bukan? Ketahuilah bahwa Rahasia Ilahi berada di balik kebingunganmu.

Apa yang kau anggap berharga saat ini, sesungguhnya tidak berharga sama sekali. Yang berharga berada di balik kebingunganmu.

Segala macam pendapat dan konsep bisa dikembangkan. Sebaliknya, Rahasia Ilahi tidak perlu pengembangan. Yang dikembangkan akan memiliki wujud. Rahasia Ilahi tidak berwujud.

Dalam Kebenarannya (Kesadaran murni yang dicapainya, setelah berada di balik Tirai), Ahmad menyebut eluruh dunia ini sebagai pelayannya.Betul, karena pikiranmu ibarat pengemudi onta. Dan sebagai onta, sementara ini engkau sepenuhnya dikendalikan oleh pikiran.

Para Suci adalah "Kesadaran" yang melampaui pikiran. Karena itu, mereka dengan mudah dapat mengendalikan pikiran.

Siapa si pengemudi onta, siapa yang menjadi penuntunmu? dapatkan mata yang bisa menatap matahari.

Hormatilah para suci. Mereka bagaikan Singa di balik bulu domba. Jangan meragukan (kesucian) mereka. Mereka (Para Suci, Nabi) nampak berdiri sendiri, padahal di dalam diri mereka, tersimpan rahasia alam ang tak terlihat oleh mata kasat. Dengan kekuatan diri, mereka "membingkai" kekuatan mereka, Yang menyangsikan (kesucian) mereka sungguh tolol!

(Masnawi, Bersama Jalaludin Rumi Menggapai Langit Biru Tak Berbingkai, oleh Anand Krishna, 216-222). Read More......

Sabtu, 16 Januari 2010

Bernapas Dengan Sadar


Ada sejumlah teknik bernapas yang dapat anda pakai untuk
membuat kehidupan menjadi bersemangat dan lebih
menyenangkan. Latihan pertama sangatlah sederhana. Ketika
anda menarik napas, katakan pada diri sendiri, “Menarik napas,
saya tahu bahwa saya menarik napas”. Dan ketika anda
menghembuskan napas, “Menghembuskan napas, saya tahu
bahwa saya menghembuskan napas”. Hanya itu. Anda mengetahui
tarikan napas anda sebagai tarikan napas dan hembusan napas
anda sebagai hembusan napas. Anda bahkan tidak perlu
mengulang seluruh kalimat itu, anda bisa menggunakan hanya
dua kata”masuk” dan “keluar”. Teknik ini bisa membantu anda
mengikat pikiran anda pada napas. Ketika anda berlatih, napas
anda akan menjadi tenang dan lembut, dan batin serta jasmani
anda juga akan menjadi tenang dan lembut. Ini bukanlah latihan
yang sulit. Hanya dalam beberapa menit anda akan menyadari
buah dari meditasi ini.

Menarik dan menghembuskan napas sangatlah penting, dan itu
menyenangkan. Napas kita merupakan penghubung antara
jasmani dan batin kita. Kadangkala batin kita sedang memikirkan
sesuatu dan jasmani kita mengerjakan hal lain, dan batin serta
jasmani tidak menyatu. Dengan memusatkan pikiran pada napas
kita, “Masuk” dan “Keluar”, kita membawa jasmani dan batin
bersatu kembali, dan menjadi utuh lagi. Bernapas dengan sadar
merupakan jembatan yang penting.

Bagi saya, bernapas merupakan satu kenikmatan yang tak bisa
saya tinggalkan. Setiap hari, saya berlatih bernapas dengan sadar,
dan di dalam ruang meditasi kecil saya, saya telah mengukirkan
tulisan ini:”Bernapaslah, anda masih hidup!” Hanya dengan
bernapas dan tersenyum dapat membuat kita sangat bahagia,
karena ketika kita bernapas secara sadar kita menyembuhkan
diri sendiri secara sempurna dan menikmati hidup pada saat ini.

(Thich Nhat Hanh, Damai di Setiap Langkah) Read More......

Rabu, 13 Januari 2010

NIRVAANA SHATAKAM



Mano buddhyahankara chittaani naaham
Na cha shrotra jihve na cha ghraana netre
Na cha vyoma bhumir na tejo na vaayuh
Chidaananda rupah Shivoham Shivoham...

Na cha praana sangyo na vai panca vaayur
Na vaa sapta dhaatur na vaa panca koshaah
Na vaak paani paadam na chopastha paayuh
Chidaananda rupah Shivoham Shivoham...

Na me dvesha raago na me lobha moho
Na me vai mado naiva maatsarya bhaavah
Na dharmo na chaartho na kaamo na mokshah
Chidaananda rupah Shivoham Shivoham...

Na punyam na paapam na soukhyam na dukham
Na mantro na tirtham na vedo na yagyah
Aham bhojanam naiva bhojyam na bhoktaa
Chidaananda rupah Shivoham Shivoham...

Na mrtyur na shankaa na me jaati bhedah
Pitaa naiva me naiva maataa na janma
Na bandhur na mitram gurur naiva shishyah
Chidaananda rupah Shivoham Shivoham...

Aham nirvikalpo niraakaara rupo
Vibhutvaacha sarvatra sarvendriyaanaam
Na chaasangatam naiva muktir na meyah
Chidaananda rupah Shivoham Shivoham...

Bukan pikiran, bukan pula intelek; bukan ego bukan pula yang menyebabkan ego; bukan panca indra; bukan langit dan bukan bumi; bukan cahaya dan bukan angin-Aku Adalah Kesadaran Murni, Kebahagiaan Yang kekal Abadi-itulah Aku...
Apa yang disebut prana, energi, bukanlah aku; bukan elemen-elemen alami, bukan pula lapisan kesadaran dalam diri manusia; bukan badan kasat ini-Aku Adalah Kesadaran Murni, Kebahagiaan Yang Kekal Abadi-Itulah aku...
Tidak ada yang Kusukai, dan tidak ada yang tidak kusukai; tidak serakah, tidak pula bimbang; Tidak angkuh, tidak iri; tidak ada keinginan apa pun dalam diriku-sekalipun untuk kebebasan itu sendiri-Karena Aku Adalah Kesadaran Murni, Kebahagiaan Yang Kekal Abadi-Itulah Aku...
Amal saleh dan dosa dua-duanya telah kulampaui; suka dan duka tidak lagi mempengaruhi Aku; Ritual dan perjalanan suci, kenikmatan dan rasa nikmat itu sendiri semuanya sudah kelampaui-Aku Adalah Kesadaran Murni, Kebahagiaan Yang Kekal Abadi-Itulah Aku...
Tidak ada lagi rasa takut akan kematian; Tidak kukenali lagi perbedaan antara kelompok; Ayah, ibu, sahabat, saudara, guru, murid-tak sesuatu pun yang kumiliki; Kelahiran dan Kematian tidak kukenali lagi-Aku Adalah Kesadaran Murni, Kebahagiaan Yang Kekal Abadi-Itulah Aku...
Pikiran telah Kulampaui; Tak berwujud, namun berada di mana-mana; tidak terikat, tidak mengenal kebebasan dan tidak bisa diukur-Aku Adalah Kesadaran Murni, Kebahagiaan Yang Kekal Abadi-Itulah Aku...
(Disadur dari Buku Autobiography Of Yogi, By Anand Krishna) Read More......

Selasa, 05 Januari 2010

Segila Sarmad


Sarmad adalah seorang muslim sejati....Sarmad melihat wajah Allah di mana-mana. Dia merasakan kekuasaannya di mana-mana- di barat dan di timur:

Mengapa kau mencari-Nya di masjid
dan mengapa pula mencarinya di gereja?
Perhatikan Keberadaan di sekitarmu,
bukankah Dia berada dimana-mana?


"Para ulama berang,gusar dan marah besar. Lebih-lebih ketika dia menerjemahkan Bhagavad Gita dan Upanishad dalam bahasa Persia. 'apa-apaan nih?'-pikir mereka, 'mengaku dirinya Muslim, tapi menerjemahkan buku orang orang kafir....Dasar orang Yahudi!'

"Sarmad memang orang Yahudi yang bermukim di Iran. Dia juga pernah mendalami ajaran Yesus. Dan terakhir , dia memeluk agama Islam. Wawasannya sungguh luas.

"Dara Shikoh, putra mahkota yang sudah dinobatkan sebagai pengganti Sultan SHah Jahan, menganggapnya sebagai wali, sebagai guru. Sementara mereka yang hanya menyentuh kulit agama mencapnya sebagai murtad.

"Bagi mereka yang 'belum bisa' merasakan Keberadaan Tuhan dimana-mana, Sarmad memang murtad, kafir, munafik....Keberadaan Sarmad dianggap sebagai ancaman terhadap agama. Bahkan bukan hanya sarmad, tetapi setiap orang yang dekat dengan dia. Termasuk Dara Shikoh- the king to be!

"Dan mereka bersatu untuk melawan ancaman itu. Aurangzeb, adik kandung Dara Shikoh dijadikan bidak dalam permainan catur. 'Untuk melindungi agama, wahai Aurangzeb bangkitlah. Penjarakan ayahmu. Bunuhlah saudara-saudaramu. Kuasailah Kesultanan India, karena jika kakakmu yang berkuasa, agama kita akan lenyap dari muka bumi Hindustan.'

"Aurangzeb yang memang gila kekuasaan dan ingin menjadi pengganti ayahnya merasa memperoleh dukungan. Dan kudeta berdarah pun tidak terelakkan lagi. Dia tidak hanya membunuh Dara Shikoh dan memenjarakan ayahnya, tetapi juga membunuh saudara-saudaranya yang lain. Dengan percikan darah yang menodai bajunya, Aurangzeb naik takhta. Para elite politik dan elite agama yang menganggap diri sebagai wakil Tuhan di atas bumi membenarkan tindakannya atas nama Tuhan dan agama!

"Sekarang, tinggal Sarmad...Dan Sarmad memenuhi syarat untuk dijatuhi hukuman mati berdasarkan hukum agama. Pergaulannya, pemahamannya semuanya keliru. Setidaknya demikian di mata para 'ahli' hukum agama.

"Sementara, Sarmad pun semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari, dia menanggalkan pakaian dan mengelilingi kota Delhi tanpa busana:

Yang kucari hanyalah Dia-sang Kekasih....
Lalu untuk apa benang suci dan tasbih?
Untuk apa pula baju yang menutupi diriku?
Cukup sudah beban baju yang kupikul selama ini...


"Sungguh edan! para ahli kitab menganggap ulahnya yang terakhir sebagai pelanggaran hukum agama yang tidak bisa dimaafkan. Apa lagi dia meremehkan simbol-simbol keagamaan. Benang suci yang dipakai oleh orang Hindu dan dianggap sebagai pertanda kehinduan mereka disebut tidak berguna. Tasbih yang selalu di tangan para ulama dan digunakan untuk zikir dianggap tidak perlu.

"Sarmad telah melanggar hukum agama dengan berjalan-jalan di tempat umum tanpa busana. Dia juga meremehkan simbol-simbol keagamaan'. Dua tuduhan itu sudah cukup untuk menahan dia. Ketika ditanya oleh Auarangzeb,apa tujuan dia menanggalkan pakaian, Sarmad menjawab :

Dia yang memberi kamu Mahkota
Dia pula yang membuat aku gila cinta..
Dia memberi kamu jubah untuk menutupi dosa,
Dia pula yang membiarkan aku tak berbusana....


Aurangzeb marah besar. Baginya Sarmad sudah keterlaluan. Sultan Aurangzeb benar-benar tersinggung disebut berdosa, sehingga harus menutupi diri dengan busana. Karena itu, keputusan pun tak tertunda: Sarmad dijatuhi hukuman mati. Dasar gila, Sarmad malah menyanyi girang mendengan putusan itu :

Maha pemurah Allah
yang memerintahkan penggal kepala ini...
Demikian cara-Nya mengobati
pusing berat deritaku selama ini....

Kisah cinta Mansur sudah kuno
sudah terlupakan....
Dia memperbaharuinya lagi
Dengan menjatuhkan hukuman...


"Maut datang, kita lari menghindarinya, tetapi Sarmad malah menjemputnya. Berjalan santai menuju alun-alun di mana kepalanya akan di penggal, Sarmad masih bisa melanjutkan nyanyiannya. Nyanyian seorang gila, gila cinta, gila Allah....

Saksikan dari teras Rumah-Mu,
wahai Kekasihku...
Bagaimana dunia-Mu menghukum
mereka yang mengasihimu...


"Sesaat lagi kepalanya akan dipenggal, tetapi Sarmad masih tetap tenang. Masih bisa bersyair:

Demi cinta, 'aku' memang harus lenyap....
Kini terlihat hanya WajahMu....
Terima persembahan kepala ini,
dan biarkan aku memelukmu
O Kekasihku....


"Sungguh gila, sungguh edan...Para pencinta Allah memang demikian semuanya. Semoga kegilaan mereka menular kepada kita....Betapa indah bila kita jadi gila."

(Dikutip dari Shangrila, Mencecap Sorga di Dunia oleh Anand Krishna (hal 123-128). Read More......

Selasa, 29 Desember 2009

Meditasi Sathya Sai


Meditasi sathya sai adalah suatu teknik meditasi, berdasarkan ajaran dan wacana Bhagawan Sri Sathya Sai Baba.
Bentuknya adalah studi, suatu latihan bersama. Tidak ada guru maupun murid. Tidak ada inisiasi. Biarkan guru yang bersemayam di dalam hatinya yang memberi inisiasi. Semua adalah guru dan semua adalah murid. Biarkanlah Tuhan yang bersemayam di hati masing-masing menjadi gurunya.
Sathya menunjukkan kebenaran. Kebenaran yang sejati. Kebenaran Tuhan. Bukan kebenaran menurut si A atau kebenaran menurut si B. Bukan kebenaran pada suatu waktu tertentu. Bukan kebenaran yang "dibenar-benarkan". Benar-benar kebenaran abadi yang sejati. Dan itu hanya kebenaran Tuhan.
Sai Menunjukkan Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, yang wacana-wacananya dipakai pedoman, yang oleh bhaktanya dipercaya sebagai avatar. Di sini tentu lebih ditekankan pada wacananya dan bukan hanya pada siapa yang berwacana.

"sebenarnya dimana Tuhan dimeditasikan, itulah tempat dan waktu terbaik"
(Bhagawan Sri Sathya Sai Baba)

Menurut Patanjali, tempat meditasi yang baik adalah sebagai berikut.
a. Di mana alam tersenyum paling manis. Di tepi laut, di tepi danau, di tepi sungai, di bukit, gunung, hutan atau air terjun.
b. Udara tidak terlalu kering atau terlalu basah, tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
c. Hindari angin kencang
d. Terlindung dari hujan
e. Akan tiba waktunya bila sudah cukup maju, bahwa tidak ada tempat dan waktu yang tidak baik untuk meditasi.

"Sedapat mungkin usahakan agar engkau melakukan meditasi serta japa pada waktu dan tempat yang sama setiap hari"
(Bhagawan Sri Sathya Sai Baba)

Waktu dibedakan menjadi tiga :
a. Waktu Satwika : jam 4.00 s/d 8.00 pagi dan jam 4.00 s/d 8.00 sore. Meditasi dan berdoa pada waktu satwika mengantar orang kepada Tuhan. itu pasti, tidak bisa diragukan. Japa, dhyana dan namasmarana yang dikerjakan pada waktu satwika diperuntukkan bagi kemajuan spritual, seperti deposito di Bank. Japa, dhyana dan namasmarana yang dikerjakan di luar waktu satwika seperti simpanan atau tabungan yang bisa keluar masuk setiap hari. Rahmat yang didapat pada sadhana subuh hanya untuk tujuan adhyatma.
b. Waktu rajasika : jam 8.00 pagi s/d 4.00 sore . Untuk melaksanakan tugas rutin sehari-hari
c. Waktu tamasika : jam 8.00 sore s/d 4 pagi. biasanya untuk beristirahat atau tidur.

"engkau akan mendapat manfaat yang sebanding dengan lamanya waktu yag kau isi dengan memusatkan pikiranmu kepada Tuhan. Jiwatma menyatu dengan Paramatma di malam hari sebanding dengan waktu, pikiran dan hatimu terpusat pada Tuhan dalam meditasi di siang hari"
(Bhagawan Sri Sathya Sai Baba)

Asana dan sikap duduk
"Sebelum tujuan meditasi tercapai , tata tertib asana harus diikuti. Setelah tujuan tercapai, yaitu setelah manas dan budi ditaklukkan serta dikuasai, sadhaka dapat melakukan meditasi di manapun juga, di tempat tidur, di kursi, di atas batu cadas atau dalam pedati"
(Bhagawan Sri Sathya Sai Baba)

Syarat asana atau sikap duduk
a. Asana yang mendukung kemajuan meditasi
b. Asana yang memberi hasil yang maksimal
c. Jangan bergoyang atau berayun
d. Sthira Sukham Asanam. Asana yang menyenangkan, menenangkan, mantap, enak dan nyaman.
e. udasinabhava. Sikap yang tidak mudah terpengaruh.
f. Asana hanya olah badan, kalau tidak dikaitkan dengan pranayama, japa atau meditasi.

Sikap Meditasi
a. Duduk dengan sikap Padmasana atau sikap duduk Sukhaasana, yang penting rileks, nyaman, dan bisa bertahan lama
b. Tulang punggung tegak lurus, leher dan kepala tegak
c. Dagu agak ditarik ke dalam
d. Sikap mata :
Satwika, Setengah terpejam. Sistem ini dianggap terbaik
Rajasika, Terbuka. Mata mudah terpengaruh dengan pandangan sekitar
Tamasika, Tertutup, biasanya mudah mengantuk.

Sikap tangan :
a. Dhyana mudra, kedua tangan saling menyentuh, letakkan di depan di pangkuan.
b. Janan mudra, telapak tangan menghadap ke atas, ibu jari bertemu dengan jari telunjuk.
c. Shuniya mudra, telapak tangan menghadap ke atas, ibu jari bertemu jari tengah.

Tubuh tidak boleh menyentuh bumi atau tubuh orang lain pada waktu meditasi. Hubungan dengan bumi membuat orang itu kehilangan arus ketuhanan yang timbul di dalam dirinya pada waktu meditasi. Pakaian yang dikenakan juga harus cukup longgar.

Relaksasi
"Rahasianya adalah engkau harus menjadi sebagai dalam keadaan tidur ketika kamu sesadar-sadarnya dalam pikiranmu, bahwa itulah kamu. Sadarlah akan maya itu , tetapi benamkanlah dirimu dalam tidur, itulah samadhi yang sesungguhnya".
(Bhagawan Sri Satya Sai baba)
Relaksasi adalah tangga pertama dalam meditasi. Perhatikanlah bayi yang sedang tidur. Dia secara alami menyerahkan seluruh beban tubuhnya pada kasur, sama sekali tidak ada ketegangan saraf atau otot...Relaksasi disini lebih ditekankan pada "membiarkan", seperti apa adanya wajar dan alami, bukan "membuat".

Pranayama
"Kehadiran Tuhan bisa diketahui di dalam nafas dengan mempertahankan pintu SO HAM".
(Bhagawan Sri Satya Sai Baba)



Ada bermacam-macam pranayama, tetapi karena di dunia ini kebanyakan atau hampir semuanya tak mungkin untuk dilaksanakan, ma hanya yang membantu dhyana atau meditasi sajalah yang dapat diterima, yaitu laghu pranayama atau pengendalian nafas yang disederhanakan.

Salah satu penemuan kirlian yang patut dicatat adalah foto kirlian, di mana ditemukan bahwa warna energi aura menjadi lebih terang jika paru-paru terisi dengan oksigen murni. Pernafasan yang dalam menimbulkan peningkatan energi atau prana di dalam tubuh manusia. Selama beribu-ribu tahun para yogi telah menyadari akan hubungan yang penting antara energi vital dengan pernafasan. Manusia memerlukan prana untuk kehidupan ini melalui makanan yang dimakan, juga melalui udara yang dihirup.

Pikiran berhubungan erat dengan pernafasan. Jika seseorang berpikir panjang, ia menarik nafas panjang dan bila ia berpikir cepat, nafasnya akn bergetar dengan cepat. Bila pikirannya dipenuhi kemarahan, nafasnya menjadi kacau balau. Demikian juga bila jiwanya seimbang dan tenang, maka pernafasannya menjadi tenang dan teratur.

Pikiran yang harmonis berkaitan erat dengan pernafasan yang pelan, dalam dan teratur. Pikiran tegang mempercepat kerja jantung dan irama pernafasan, yang kemudian menjadi tak teratur dan terputus. Seringkali orang yang terserang emosi yang tiba-tiba, menjadi sesak nafas dan megap-megap. Pernafasan orang menjadi pendek dan tak teratur, dalam situasi yang sedikit tegang; menunggu suatu tes wawancara atau tes tulis. Pernafasan yang cepat membatasi kemampuan mental. Jika pernafasan perlahan, dalam dan teratur, masa jeda menjadi lebih panjang, prana menjadi tenang, daya tangkap dan konsentrasi pikiran bertambah. Dalam konsentrasi yang dalam, pernafasan menjadi semakin pelan.

Ilmu pengobatan barat mulai menyadari eratnya hubungan antara pernafasan dan keadaan mental. Eksperimen telah menunjukkan bahwa perubahan-perubahan dalam tingkat pernafasan saling berkaitan, tidak hanya perubahan detak jantung, juga perubahan elektrik dalam otak, yang terjadi sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar.
Pernafasan sebaiknya melalui hidung, supaya bersih dari debu dan bakteri, disitu selaput lendir dan cairan pembasmi hama akan membunuh bakteri yang masuk. Pernafasan mulut mengundang segala jenis demam dan infeksi.

Kapasitas isi paru-paru keseluruhannya adalah lima liter udara. dari jumlah ini hanya tiga liter udara yang beredar, masuk dan keluar setiap kali bernafas, sedangkan sisanya diam tidak pernah beredar, tergenang di dalam paru-paru dan tidak terpakai. Pernafasan yang tidak sempurna ini membuat sebagian paru-paru menjadi tidak aktif dan bagian yang demikian merupakan wadah yang mengundang baksil-baksil yang menyerang jaringan yang lemah. TBC disebabkan karena menurunnya vitalitas yang disebabkan berkurangnya suplai oksigen. Jaringan yang baik dan sehat akan menahan serangan dan untuk mendapatkan paru-paru yang sehat dan baik adalah mempergunakan paru-paru dengan benar, dengan jalan mengeluarkan semua udara yang busuk tersebut dan mengisinya kembali dengan udara yang bersih dan segar. Pernafasan para yogi menekankan pengeluaran nafas yang dalam, pelan, dan panjang, sehingga sebanyak mungkin udara yang tergenang diganti dengan udara yang segar. Lebih banyak udara kotor yang dikeluarkan, lebih banyak udara segar yang memasuki paru-paru.

(dikutip dari buku Intuisi Kesadaran Supra, oleh Anadas Ra) Read More......

Kamis, 24 Desember 2009

SHAMBALA



Selama ribuan tahun, ada sebuah rumor yang beredar, bahwa di suatu tempat di Tibet, diantara puncak-puncak bersalju Himalaya dan lembah-lembah yang terpencil, ada sebuah surga yang tidak tersentuh, sebuah kerajaan dimana kebijakan universal dan damai yang tidak terlukiskan berada. Sebuah kerajaan yang disebut Shambala.

James Hilton menulis mengenai kota mistik ini pada tahun 1933 di dalam bukunya yang berjudul "Lost Horizon". Hollywood lalu mengangkatnya dalam film produksi tahun 1960, "Shangri-la". Bahkan penulis terkenal James Redfield yang menulis The Celestine Prophecy juga menulis satu buku yang berjudul "The Secret of Shambala : In Search of the Eleven Insight." Shambhala yang misterius ini juga dianggap sebagai sumber bagi Kalachakra, yaitu cabang paling tinggi dan esoterik dalam mistik Tibet.

Legenda mengenai Shambhala sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kita bisa menemukan catatan tentang kerajaan ini di dalam teks-teks kuno seperti Kalachakra dan Zhang Zhung yang bahkan sudah ada sebelum agama Budha masuk ke Tibet.

Kata Shambala (atau Shambala) berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tempat kedamaian" atau "Tempat keheningan". Kerajaan ini memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Di tempat inilah makhluk hidup yang sempurna dan semi sempurna bertemu dan bersama-sama memandu evolusi kemanusiaan. Hanya mereka yang murni hatinya yang dapat tinggal di tempat ini. Disana mereka akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian dan tidak akan sekalipun mengenal penderitaan.

Konon di kerajaan itu, cinta kasih dan kebijakanlah yang memerintah. Tidak pernah terjadi ketidakadilan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.

Banyak petualang dan penjelajah telah berusaha mencari kerajaan mistik ini. Menurut mereka, mungkin Shambala terletak di wilayah pegunungan Eurasia, tersembunyi dari dunia luar. Sebagian lagi yang tidak menemukannya percaya bahwa Shambala hanyalah sebuah simbol, penghubung antara dunia nyata dengan dunia yang ada di seberang sana. Tapi, sebagian orang lagi percaya bahwa Shambhala adalah sebuah dunia yang nyata.

Menurut Teks kuno Zhang Zhung, Shambhala identik dengan Lembah Sutlej di Himachal Pradesh. Sedangkan bangsa Mongolia mengidentikkannya dengan lembah-lembah tertentu di Siberia selatan.

Informasi mengenai kerajaan ini sampai ke peradaban barat pertama kali lewat seorang misionaris katolik Portugis bernama Estevao Cacella yang mendengar kisah ini dari penduduk setempat. Lalu pada tahun 1833, seorang cendikiawan Hungaria bernama Sandor Korosi Csoma bahkan menyediakan kordinat Shambhala yang dipercaya berada diantara 45' dan 50' lintang utara.

Menarik, menurut catatan Alexandra David Neel yang telah menghabiskan sebagian hidupnya di Tibet, Shambala ternyata tidak hanya dikenal di Tibet. Jauh di utara Afghanistan, ada sebuah kota kecil yang bernama Balkh, sebuah kota kuno yang juga dikenal sebagai "ibu dari kota-kota". Legenda masyarakat Afghanistan modern menyatakan bahwa setelah penaklukan oleh kaum Muslim, kota Balkh sering disebut sebagai "Lilin yang terangkat" atau dalam bahasa Persia dikenal dengan sebutan "Sham-I-Bala". Entahlah, kita tidak tahu pasti apakah kota ini berhubungan dengan Shambhala yang misterius atau tidak.



Legenda Shambhala kemudian menarik perhatian seorang penganut esoterik dan teosofi bernama Nicholas Roerich (1874-1947). Dalam keingintahuannya, ia menjelajahi gurun Gobi menuju pegunungan Altai dari tahun 1923 hingga tahun 1928. Perjalanan ini menempuh 15.500 mil dan melintasi 35 puncak-puncak gunung tertinggi di dunia. Namun usaha yang luar biasa ini tetap tidak dapat menemukan kerajaan itu.

Bahkan Nazi yang juga sangat berkaitan dengan dunia esoterik pernah mengirim ekspedisi pencarian Shambhala pada tahun 1930, 1934 dan 1938.

Tapi, tidak satupun dari antara mereka yang berhasil menemukannya.

Edwin Bernbaum menulis dalam "The Way of Shambhala" :

"Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk menguasainya."

Apa yang ditulis oleh Bernbaum sangat berkaitan dengan ramalan Shambhala. Menurut ramalan itu, umat manusia akan mengalami degradasi ideologi dan kemanusiaan. Materialisme akan menyebar ke seluruh bumi. Ketika para "barbar" ini bersatu dibawah komando seorang raja yang jahat, maka barulah kabut yang menyelubungi pegunungan Shambhala akan terangkat dan pasukan raja ini dengan persenjataan yang mengerikan akan menyerang kota itu.

Lalu raja Shambhala ke-25 yang bernama Rudra Cakrin akan memimpin pasukannya untuk melawan pasukan Barbar itu. Dalam pertempuran itu, raja yang jahat dan pasukannya berhasil dihancurkan dan umat manusia akan dikembalikan ke dalam kedamaian.

Beberapa cendikiawan seperti Alex Berzin, dengan menggunakan perhitungan dari Tantra Kalachakra, percaya bahwa peristiwa ini akan terjadi pada tahun 2424 Masehi.



Ketika kebudayaan timur bergerak ke barat, mitos Shambhala bangkit dari dalam kabut waktu. Saya rasa, kerinduan akan kedamaianlah yang telah menyebabkan umat manusia berusaha menemukan kerajaan utopia ini. Mungkin kita tidak akan pernah menemukan Shambhala, namun mungkin juga kita tidak perlu mencari terlalu jauh.

Sebuah kisah kuno dari Tibet menceritakan bahwa suatu hari ada seorang anak muda yang bersiap untuk mencari Shambhala. Setelah menjelajahi banyak gunung, ia menemukan sebuah gua. Di dalamnya ada seorang pertapa tua yang kemudian bertanya kepada anak muda itu : "Kemanakah tujuanmu sehingga engkau rela menjelajahi salju yang tebal ini ?"


"Untuk menemukan Shambhala," Jawab anak muda itu.

"Ah, engkau tidak perlu pergi jauh." Kata pertapa itu. "Sesungguhnya Kerajaan Shambhala ada di dalam hatimu sendiri."

Benarkah ada Shambhala di hati kita ?

Menurut buku Anand Krishna yang berjudul Shambala terdapat referensi yang berkaitan dengan tempat ini, ketika tokoh utama dalam buku ini yaitu Joseph dipandu oleh Yeshudas untuk memasuki tempat ini, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dicarinya selama ini, terutama setelah kematian kekasihnya dewi karena bunuh diri, Shambala yaitu "suatu tempat di pegunungan himalaya. Anggap saja 'jantung dunia'. Dunia ini ada, karena ia masih berdetak. Tetapi tidak setiap orang bisa kesana. Kemarin, ketika mengajak kamu, sesungguhnya aku pun masih ragu-ragu, apakah kamu akan diperbolehkan memasukinya. Tetapi, sekarang tidak ada keraguan lagi. Yesus telah mengundang kamu." (untuk lebih jelasnya baca buku Anand Krishna 'Fajar pencerahan di Lembah Kesadaran' SHAMBALA).

(thx to http://www.terselubung.blogspot.com) Read More......

Minggu, 20 Desember 2009

Sunat itu "sebenarnya" tidak perlu



Anda telah dicecoki bahwa sunat itu lebih higenis dan lebih aman bagi kesehatan. Namun, apabila anda membuka mata dan teling anda lebih lebar sedikit, anda akan kaget. Dalam masyarakat yang tidak diwajibkan sunat, penyakit seksual sangat minim. Justru penyakit-penyakit seksual lebih banyak dialami oleh kelompok masyarakat yang mewajibkan sunat. Saya tidak mengatakan sunat itu baik atau buruk. Saya hanya ingin membeberkan fakta-fakta saja.

Tradisi sunat merupakan hasil konspirasi kaum Adam terhadap kaum Hawa. Sunat menguntungkan kaum Adam. Sebelum ia disunat, kulit penis ikut memainkan peranan penting dalam berhubungan seks. Gesekan-gesekan yang dialami oleh kulit penis, ikut memberikan stimuli dan orgasme pun dapat terjadi lebih awal. Tunggu dulu - saya mengatakan orgasme dapat terjadi lebih cepat. Saya tidak bicara tentang ejakulasi dini. Sedangkan bila disunat, pria dapat menunda orgasme. Pria tahu persis bahwa api seks yang membara dalam diri seorang wanita lebih berlipat ganda daripada api seks yang membara dalam dirinya. Untuk mencapai kepuasan sempurna dalam hubungan seks, seorang wanita membutuhkan multi orgasme. Pria tidak selalu membutuhkannya.

Yang menjadi masalah dengan sunat adalah bahwa bila pria itu kencing, air kencing langsung keluar. Kalau ia belum disunat, air kencing akan melewati kulit dan ikut membasahi permukaan penis dan kulit penutupnya. Demikian, air kencing itu membasmi bakteri-bakteri yang mungkin melekat pada permukaan penis. Air kencing, terutama pada pagi hari, mengandung beberapa zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Itu sebabnya, tradisi-tradisi kuno di timur, seperti Mesir, Cina dan India, tidak pernah menganjurkan sunat. Jangan lupa, tradisi-tradisi kuno tersebut pernah mencapai tingkat pengetahuan yang sangat tinggi dalam bidang medis dan kesehatan. Dari mereka kita mendapatkan teknik-teknik pemijatan, akupunktur, ramu-ramuan, bahkan pembedahan, dan lain-lain. Jangan anggap mereka bodoh. Apaila sunat itu memang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan, meraka akan pasti menganjurkannya. Jangan lupa pula mereka adalah tradisi-tradisi yang melahirkan teks-teks tentang pendidikan seks, seperti Kamasutra yang sedang kita bahas. Pada masanya, mereka sudah banyak mengadakan penelitian atau riset dalam bidang seks. Pengetahuan mereka sudah cukup luas.

Kendati demikian, jangan khawatir. Apabila anda sudah terlanjur disunat, atau apabila Agama anda mengharuskan anda disunat, masih juga ada jalan keluarnya :
sehari sekali masukan penis anda dalam silinder atau gelas yang berisi air kencing anda sendiri, biarkan terendam selama beberapa menit. Dengan begitu anda akan berhasil menghindari berbagai macam penyakit seksual. Mantan Perdana Menteri India, Morarji Desai, setiap pagi minum air kencingnya sendiri dan menurut dia, antara lain itulah sebabnya ia selalu dalam keadaan fit walaupun lanjut usia. Seorang penulis dari barat, Armstrong, bahkan menulis sebuah buku Water of Life, dimana ia mebeberkan manfaat air kencing, khususnya kencing pagi. Ia membuktikan bahwa air kencing pagi dapat berperan sebagai antibiotika dan antiseptik.

Kaum pria adalah kaum yang lebih banyak menggunakan otak daripada hati. Itulah sebabnya ia cenderung menjadi licik, ia sadar akan kelemahannya. Ia memberikan giwang kepada wanita untuk mengerem gairah seks wanita itu dan melakukan penyunatan terhadap dirinya untuk menunda orgasme.

Apabila anda memiliki wawasan yang luas, apabila anda pernah mempelajari sejarah umat manusia, dan bukan hanya membacanya, anda akan menemukan bahwa tradisi sunat tidak berasal dari suatu agama. Sunat berasal dari Timur tengah. Manusia Timur tengah kekurangan air. Mereka tidak selalu dapat membersihkan penis setelah mengadakan hubungan seks. Bagi masyarakat yang hidup di padang pasir, budaya sunat menjadi suatu keharusan. Menurut saya, itulah sebabnya sunat diwajibkan disana.

(Oleh Anand Krishna, Jalan Kesempurnaan melalui Kamasutra, Hal 10-13) Read More......

Sabtu, 19 Desember 2009

Masa lalu tidak dapat bertahan dalam kehadiran anda



Apa pun yang perlu anda ketahui tentang ketidaksadaran masa lalu dalam diri anda, tantangan-tantangan saat sekarang akan membawanya keluar. Bila anda mempelajari masa lalu, masa itu akan menjadi seperti sumur tanpa dasar : selalu masih ada lagi. Mungkin anda mengira bahwa anda memerlukan lebih banyak waktu untuk memahami masa lalu atau membebaskan diri darinya. Dengan kata lain, anda mengira bahwa masa depan pada akhirnya akan membebaskan anda dari masa lalu. Hal ini adalah khayalan belaka. Hanya masa kinilah yang dapat membebaskan anda dari masa lalu. Waktu yang lebih banyak tidak akan membebaskan anda dari waktu

Dapatkan akses pada kekuatan saat sekarang, itulah kuncinya. Kekuatan saat sekarang tidak lain adalah kekuatan kehadiran anda, kesadaran anda yang dibebaskan dari berbagai bentuk pikiran. Jadi, tangani masa lalu pada tataran saat sekarang. Semakin banyak perhatian yang anda berikan pada masa lalu, semakin besar energi yang anda berikan padanya, dan semakin besar kemungkinan anda menjadikan hal itu sebagai "diri sendiri".

Jangan salah mengerti : Perhatian itu penting, tetapi bukan untuk diberikan pada masa lalu sebagai hal yang telah berlalu. Berikan perhatian anda pada saat sekarang, berikan perhatian pada perilaku anda, reaksi anda, suasana hati, pikiran, emosi, ketakutan, dan hasrat anda yang sedang terjadi pada saat sekarang. Akan selalu ada masa lalu dalam diri anda. Bila anda dapat cukup sadar untuk mengamati semua hal itu, bukan dengan memberikan kritikan atau memberikan analisis, tetapi tanpa memberikan penilaian apa pun, maka anda dapat berurusan dengan masa lalu dan melenyapkannya melalui daya kehadiran anda.

Anda tidak dapat menemukan diri sendiri dengan pergi ke masa lalu. Anda dapat menemukan diri sendiri dengan memasuki saat sekarang.

(Disadur dari Practising The Power Of Now, Eckhart Tolle) Read More......

Jumat, 18 Desember 2009

Berhati-hatilah terhadap sikap suka bertahan



di dalam diri anda. Apa yang anda pertahankan? sebuah identitas yang khayal, sebuah gambar dalam benak anda, sebuah obyek yang khayal. Dengan menyadari pola ini dan dengan melihat hal ini, anda dapat terbebas dari mengidentikkan diri dengan khayalan ini. Dalam terang kesadaran anda, pola tidak sadar ini akan segera hilang.
Inilah akhir dari semua perbantahan dan permainan adu kekuatan yang begitu merusak hubungan. Menguasai orang lain adalah kelemahan tersembunyi yang tampil seperti kekuatan. Kekuatan yang sejati berada di dalam diri, dan tersedia bagi anda sekarang


Pikiran selalu berusaha menolak saat sekarang dan lari darinya. Dengan kata lain, semakin anda mengidentikkan diri dengan pikiran anda, anda akan semakin menderita. Anda juga bisa berkata seperti ini : Semakin anda mampun menghormati dan menerima saat sekarang, anda akan semakin terbebas dari kepedihan, penderitaan-dan bebas dari pikiran egois.

Bila anda tidak ingin lagi menyakiti diri sendiri dan orang lain, bila anda tidak ingin lagi menambah sisa rasa sakit dari masa lalu yang masih hidup dalam diri anda, jangan mencoba berhubungan dengan waktu (masa lalu dan masa depan) lagi, atau setidaknya gunakan waktu tidak lebih daripada sekadar yang diperlukan unutk menangani aspek-aspek praktis kehidupan anda. Bagaimana menghentikan upaya berhubungan dengan waktu ?

Sadari sungguh-sungguh bahwa saat sekarang adalah satu-satunya milik anda. Jadikan saat sekarang sebagai fokus utama kehidupan anda.
Karena sebelumnya anda tinggal di dalam waktu dan hanya melakukan kunjungan-kunjungan singkat ke saat sekarang, maka pindahkan tempat tinggal anda ke saat sekarang dan lakukan kunjungan-kunjungan singkat ke masa lalu dan masa depan Seperlunya saja , sekadar unutk menangani aspek-aspek praktis situasi kehidupan anda.
Selalu Katakan ya pada saat sekarang.
Read More......

Kamis, 17 Desember 2009

Jatuh lagi....terpeleset lagi,..tangga ini sungguh licin...(Belum Jenuh dengan Dunia Ini....)



Telah lama aku berhasil mengendalikannya tpi mungkin karena pergaulan yang masih liar, pikiran menjadi terpancing keluar lagi...aku tahu hal itu ada dalam hidupku...aku masih muda...belum merasakan masih punya banyak obsesi, pingin berhasil sukses....membina rumah tangga....Ya Tuhan o Keberadaan...ampunilah bila hal ini membuatmu melihatku sebelah mata...tpi setiap saya jatuh...sy siap untuk memanjat lagi...hanya itu yang aku bisa....jatuh dan memanjat kulakukan berulang-ulang kali...hingga bosan.....hingga mencapai kesadaran tertinggi idaman setiap manusia...kedamaian dan ketenangan yang luar bisa....kesadaran kasih....

Kenikamatan duniawi saja yang kau kejar sepanjang hidup; di usia senja, penyakit mulai mengganggu; walau tahu yang lahir kelak pasti mati, kau tetap tidak berupaya untuk mengubah sikapmu....

Upaya apa shankara? apa yang harus kulakukan? bagaimana mengubah sikap? aku belum capek, belum jenuh dengan dunia ini, walau kutahu pula kenikmatan yang kuperoleh selama ini semu, tak berarti. Aku belum layak duduk bersamamu, tapi janganlah mengusirku dari pekarangan rumahmu....apa yang harus kulakukan....?

(Bhaja Govindam, hal 312-313) Read More......

Apakah salah saya Menyembah berhala...Tuhan Meliputi semua ini.... (Part 1)


Udhava, adalah seorang sahabat Krishna, menganggap diri seorang Gyaani, seseorang yang sudah berkesadaran. Berpengetahuan tinggi, sejati dan berpengalaman pribadi. Udhava sudah bisa melihat kebenaran di balik wujud Krishna. Dia tidak lagi terikat
dengan wujud dan sifat, dengan rupa dan nama. Yang penting baginya adalah zat ilahi.
Melihat para Gopi di Brindavan menangisi Krishna, karena terpisah dari wujud sang Avatar, dia merasa kasihan. Dia menegur mereka, "Sadarkah kalian bahwa Krishna adalah Avatar, Penjelmaan Ilahi (Walau berasal dari Bahasa Lain, istilah Allah dan Ilahi sudah digunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari, sudah menjadi istilah Indonesia, sebagaimana surga dan neraka, itu sebab saya menggunakannya penggunaan ini tidak berurusan sama sekali dengan doktrin, akidah atau dogma salah satu agama. Sementara, konsep pemujaan Ilahi atau Divine Incarnation adalah konsep yang bisa saja tidak diterima oleh tradisi tertentu, tetapi diterima oleh tradisi-tradisi lain.

"Sadarkah kalian bahwa Krishna adalah Avatar? Penjelmaan Ilahi ? Lalu apa yang kalian tangisi? berusahalah untuk melihat yang ada di balik wujud dia dan wujud setiap mahluk. Berusahalah untuk melihat Kebenaran Sejati itu, Kebenaran yang ada di mana-mana. Disini, disana...."
Para Gopi seolah tidak memahami maksud Udhava. Mereka malah mengerumuni dia, "katakan Udhava, apa kabar Sri Krishna? Apakah dia pun merindukan kami? Merindukan lorong-lorong sempit Vrindavan, tepi sungai Yamuna dan sapi-sapi yang ditinggalkannya?"

Udhava belum sempat jawab, dan datanglah kelompok lain yang langsung mengeluh, "Udhava, Sri Krishna sungguh seorang penipu. Berjanji akan kembali dalam dua hari, tapi sudah bertahun-tahun, dia tidak pernah kembali."

Keluhan mereka memang pada tempatnya. Ketika meninggalkan Vrindavan, Krishna betul berjanji, "pagi ini saya berangkat. Siang nanti juga sampai di Mathura. Besok seharian disana. Lusa, kembali ke sini lagi."

Saat itu, Krishna baru berusia belasan tahun, dia diundang oleh Paman Kamsa untuk menghadiri pesta raya di Mathura. Sang paman sesungguhnya ingin membunuhnya.
Firasat para Gopi sangat kuat, "tidak Krishna kamu hanya membohongi kami. Kamu tidak akan kembali. Setelah membunuh Kamsa dan membebaskan kedua orangtuamu, kamu pasti ikut mereka."

Krishna berjanji, "ikut siapa" Betul, mereka orangtuaku. But, I belong to this place. Ayah Nanda dan Ibu Yashoda yang memeliharaku selama ini juga orangtuaku. Kalian semua pun disini. Aku mau ke mana? tidak, aku tidak akan ke mana-mana.
"Pagi ini aku berangkat. Siang nanti juga sampai di Mathura. Besok seharian di sana. Lusa, kembali ke sini lagi."

Sebuah janji yang tidak pernah ditepati. Dan percaya atau tidak, sampai hari ini warga Vrindavan tidak pernah menggunakan istilah "lusa". Lima ribu tahun berlalu sudah, warga Vrindavan masih menagih janji sang Avatar. Mereka masih menunggu "lusa". Masih menunggu Kedatangan Sri Krishna.

Matematika mereka sederhana sekali. Krishna belum datang. Berarti lusa belum datang.
Bagaimana menyadarkan orang-orang seperti itu? Udhava bingung. Dan makin yakin bahwa para Gopi masih berkesadaran rendah sekali. Masih berkesadaran lahiriah. Belum bisa melampaui wujud dan sosok Sri Krishna.

Bagi seorang Udhava, patung dan wujud seorang Avatar-kedua-duanya-adalah berhala yang harus, dilampaui, dilewati.
Dia mendesak para Gopi untuk melihat kebenaran dari sisi yang satu itu, "kalian tidak bisa melihat kebenaran di balik wujud" tidak bisa merasakan kebenaran yang satu itu"

Kebenaran apa yang kau bicarakan, Udhava?" para Gopi bertanya kembali. "Kebenaran apa yang harus kami rasakan? Krishna adalah kebenaran hidup kami. Apa pula maksudmu dengan kebenaran di balik wujud?

"Udhava, kami sudah tidak dapat berpikir lagi. Tidak dapat merasakan sesuatu lagi. Yang terpikir dan terasa hanyalah Krishna, Krishna, Krishna...."
"Udhava baru menyadari kesalahannya. Dia salah menilai kesadaran para Gopi. Untuk mencapai kesadaran kasih, memang segala sesuatu di luar kasih harus "dilepaskan". Dan Udhava masih berada pada tingkat "pelepasan" itu.

Sebaliknya, para Gopi telah mencapai kesadaran kasih. Sudah tidak perlu melepaskan apa-apa lagi. Karena memang tidak ada yang bisa dilepaskan. Tidak ada yang bisa melepaskan. Bagi para Gopi, yang ada hanyalah KASIH, KASIH , KASIH...
Narada sedang bicara tentang kasih para Gopi. Itu sebabnya dia menempatkannya di atas perbuatan baik, pengetahuan sejati dan bahkan kesadaran itu sendiri.
Sesungguhnya , apa yang disadari Udhava itu disadari pula oleh para Gopi. Mereka merasakan pula kemahaadaan-Nya. But, what about the body? bagaimana dengan badan ini? kita masih berbadan. Anda dan saya masih berbadan. Sementara roh telah mengalami persatuan dan kesatuan rohani, bagaimana dengan badan?.........

(Disadur dari Narada Bhakti Sutra oleh Anand Krishna (2005)) Read More......

Senin, 14 Desember 2009

Kepompong menjadi Kupu-kupu


Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul.

Orang itu duduk dan mengamati dalam beberapa jam ketika kupu-kupu itu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.

Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan.

Kelihatannya kupu-kupu itu telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu itu keluar dengan mudahnya.

Namun, kupu-kupu itu mempunyai tubuh gembung dan kecil serta sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuh kupu-kupu itu, yang mungkin akan berkembang.

Namun semuanya tidak akan pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu itu tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari kupu-kupu itu masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita.

Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita.

Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.

Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Saya mohon Kekuatan … Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon Kebijakan … Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon Kemakmuran … Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.

Saya memohon Keteguhan hati …Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.

Saya memohon Cinta … Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Saya memohon Kemurahan/Kebaikan hati … Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

kamu tidak memperoleh yang kamu inginkan, tetapi kamu mendapatkan segala yang kamu butuhkan untuk menjadi yang kamu inginkan... Read More......

Jumat, 20 November 2009

Chieh (Pengendalian)

Orang bijak mengetahui batasnya dan sanggup mengendalikan diri
sehingga tidak pernaha gegabah tidak pernah ceroboh....

Interpretasi : bertindaklah sesuai dengan kemampuanmu. Jangan Overacting. Demikian
kau akan selalu jaya, selalu berhasil!

Hanya mengetahui batas saja belum cukup, tidak cukup. Seorang kepala negara tahu persis batasnya. Ia tidak bodoh. Tetapi, ia tidak dapat mengendalikan dirinya. Ia berbuat semena-mena. Ia melakukan hal-hal di luar batas. Ia terbawa oleh hawa nafsu. Ia terkendalikan oleh panca indera. Ia tidak sanggup mengendalikannya. Akhirnya, ia sendiri tumbang, jatuh - dan rakyatnya pun celaka.

Kendalikan diri anda, napsu anda, dan bertindaklah sesuai dengan kemampuan anda, maka anda akan selalu jaya, selalu berhasil.

(I Ching Bagi Orang Modern, Anand Krishna, 175-176) Read More......

Jumat, 21 Agustus 2009

Aku Siapa?


Para sufi merayu, mengajak kita untuk mengenal diri-untuk bertanya kepada diri sendiri, "Aku siapa?"

Kita tidak memahami maksud mereka, malah balik bertanya, "kau siapa?"

Sang sufi tidak menjawab, seolah tidak mendengar pertanyaan muridnya. Padahal dengan tidak menjawab, sesungguhnya ia "telah menjawab". "diam"-nya itulah jawaban dia.

Tapi murid yang masih tolol itu masih belum ber-"bahasa hening", tetapi berisik saja...malah tambah berisik:"katakan Guru, sesungguhnya kau siapa? biarlah keraguanku, kebimbanganku sirna."

Sang sufi tetap diam, tetap membungkam. Si murid tambah penasaran: "ada yang bertekuk lutut dihadapanmu, memperlakukanmu sebagai seorang wali. Ada yang menghujatmu. Ada yang mencintaimu; ada yang membencimu. Ada yang tak hentinya membicarakan mukjizat-mukjizat yang terjadi disekitarmu; ada yang menyebutmu seorang penipu unggul. Katakan Guru, katakan, sesungguhnya kau siapa?"

Didesak terus, akhirnya Sang Murshid menjawab, "Aku seorang penipu, Aku siapa, aku tahu, dan sesungguhnya 'aku' tak terjelaskan. Dengan menjawab pertanyaanmu, aku telah menipumu. Aku menyampaikan sesuatu yang tak tersampaikan lewat kata-kata,"

(Anand Krishna, 'Haqq Moujud' hal 26-27) Read More......

Rabu, 21 Januari 2009

Human




I did my best to notice
When the call came down the line
Up to the platform of surrender
I was brought but I was kind
And sometimes I get nervous
When I see an open door
Close your eyes
Clear your heart...
Cut the cord

Are we human?
Or are we dancer?
My sign is vital
My hands are cold
And I'm on my knees
Looking for the answer
Are we human?
Or are we dancer?



Pay my respects to grace and virtue
Send my condolences to good
Give my regards to soul and romance,
They always did the best they could
And so long to devotion
You taught me everything I know
Wave goodbye
Wish me well..
You've gotta let me go

Are we human?
Or are we dancer?
My sign is vital
My hands are cold
And I'm on my knees
Looking for the answer
Are we human?
Or are we dancer?

Will your system be alright
When you dream of home tonight?
There is no message we're receiving
Let me know is your heart still beating

Are we human?
Or are we dancer?
My sign is vital
My hands are cold
And I'm on my knees
Looking for the answer

You've gotta let me know



Are we human?
Or are we dancer?
My sign is vital
My hands are cold
And I'm on my knees
Looking for the answer
Are we human
Or are we dancer?

Are we human?
Or are we dancer?

Are we human
Or are we dancer?

(Lyric n Song By The Killers) Read More......

Senin, 05 Januari 2009

Full awareness in 2009..

Memasuki tahun baru 2009 dunia udah di kado hadiah tahun baru dengan berita penyerangan Israel ke jalur Gaza...
lalu Indonesia pun dikado dengan berita gempa bumi di Manokwari Papua sebesar 7,6 SR..gempa yang cukup besar menurut saya yang sedikit lagi menyentuh gempa yang menimbulkan tsunami di Aceh sebesar 8,5 SR..
Lalu berita dibebaskannya Muchdi PR sebagai dalang absolut pembunuhan munir, menjadi berita yang mencoreng-moreng wajah institusi kehakiman kita....
lalu kado apa lagi yang dunia dan negara kita akan terima....??
masihkah kita berharap berita baik akan muncul sebagai kado bagi dunia dan bangsa ini di awal tahun..?
Mungkin saja rentetan peristiwa2 selanjutnya yang lebih banyak buruknya akan datang...tapi semoga itu semua tidak terjadi..doakan saja..hanya berita baiklah yang akan singgah selanjutnya...
jadi patutlah kita kembali lagi ke diri masing-masing..jadikan tahun ini sebagai tahun pembangkitan diri..pembangkitan jiwa..holopus kuntul baris..bukan tuk sekedar mencapai cita-cita..tapi juga mengejar yang satu itu..energi yang tak terbatas..
seandainya semua manusia berkonsentrasi mengejar yang 'satu' itu..wajah dunia pun tidak akan se semrawut ini..wajah asli dunia yang selalu tersenyum dan selalu memberi bisa muncul kembali..
tidak ada 1 kaum yang merasa ditindas,,,dan tak ada lagi kaum yang lain yang berani menindas..tindas menindas tidak membawa hasil apa-apa..kecuali kesia-kesiaan..kesia2an dalam hal apapun...
yang 'dua' itu tidak menawarkan solusi apapun..akan selalu terjadi tarik menarik antar keduanya..yang 'satu' itulah solusi....solusi terhadap semua masalah...
DEepak Chopra dalam karya indahnya The quantum of Happiness pernah menulis..agar dapat menjadi sepenuhnya mudah, tanpa upaya, dan seutuhnya tanpa penyakit, anda harus menyadari Tuhan. Itulah satu-satunya cara dalam hidup ini. Itulah satu-satunya solusi final bagi semua masalah yang mungkin dapat muncul dalam eksistensi kita..
Jadi lakukan yang terbaik yang dapat dilakukan dalam hidup ini...baik di masa sekarang maupun yang akan datang..lakukan setiap detiknya dengan penuh kesadaran..
sadarlah akan ia..sadarlah akan dirimu...kenalilah dirimu sendiri..itu yang penting..
2009 let be the full awareness being..... Read More......

Kamis, 01 Januari 2009

today's newspaper is tomorrow's waste paper

It is good for the day only... Read More......