Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Umum. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Desember 2009

Kutipan tentang Reinkarnasi


1. St. Agustunus (354-430)
"say Lord, to me...say, did my infancy succeed another age of mine that died before it? was it that which i spent within my mother's womb?...and what before that life again, O God my joy, was i anywhere or in any body? for this i have none to tell me, neither father nor mother, nor experience of others, nor mine own memory."
(buku The confessions of St. Augustine)
Katakan, O Tuhanku, apakh kelahiranku ini merupakan kelanjutan dari masa kehidupan sebelumnya? apakah yang dimaksudkan adalah kehidupan dalam rahim ibu?...atau adakah kehidupan sebelumnya? o Tuhan, sumber bahagiaku , pernahkan aku berada di tempat lain atau dalam badan lain? untuk (menjawab pertanyaan-pertanyaan ini) ayah dan ibuku tidak dapat membantuku. pengalaman orang lain juga tidak dapat menjawabnya dan daya ingatku sendiri dtidak bisa.

2. Master Sufi Mansur Al Hallaj
"like the herbage i have sprung up many a time on the banks of flowing rivers. For a hundred thousand years i have lived and worked and tried in every sort of body"
(buku Nadarbeg L. Mirza), Reincarnation and Islam)
Bagaikan tumbuh-tumbuhan di tepi sungai (kehidupan) yang mengalir terus, aku pernah muncul berulang kali. Selama seratus ribu tahun, aku pernah hidup, berkarya dan berupaya dalam segala macam badan.

3. Master sufi Jalaludin Rumi melangkah lebih jauh lagi. Ia menyatakan bahwa setiap kelahiran kembali bukan tanpa tujuan. Setiap kali ia lahir kembali, ia menjadi lebih "baik" demikian ia mencapai kesempurnaan hidup:
"I am but one soul but i have a hundred thousand bodies. Yet i am helpless, since Shariat (exoteric religion) holds my lips sealed. Two thousand men have i seen who were i; but none as good as i am now'
(buku R.A. Nicholson, Rumi, poet and mystic)
Jiwaku satu, ragaku ratusan ribu. Karena syariah agama, aku bungkam (dan tidak bisa menjelaskan banyak). Aku telah melihat dua ribu wujud manusia yang pernah menjadi milikku; tetapi tidak satupun yang sebaik sekarang.

4. Ralph Waldo Emerson (1803-1882), seorang pemikir dari Amerika yang sering disebut sebagai salah satu "founding father of American Nation"), mengatakan :

"it is the secret of the world that all things subsist and do not ide, but only retire a little from sight and afterwards return again...Nothing is dead; men feign themselves dead, and endure mock funerals and mournful obituaries, and there they stand looking out of the window, sound and well, in some new strange disguise."
(Buku The selected writings of Ralph Waldo Emerson)
Segala sesuatu dalam dunia adalah "hidup" dan tidak pernah mati-demikianlah rahasia dunia ini. Mereka hanya lenyap dari pandangan untuk sesaat dan pada suatu ketika kembali terlihat lagi. Tidak ada sesuatu apa pun yang mati. Manusia berkabung dan berduka cita bagi mereka yang sesungguhnya hanya ganti wujud.

5. Edgar Allan Poe (1809-1849), seorang pengarang tersohor dari Amerika) pernah menulis
"it is mere idleness to say that i had not lived before, that the soul has no previous existence...You deny it?-let us not argue the matter. Convinced my self, i seek not to convince."
(The works of the late Edgar Allan Poe)
Pernyataan bahwa jiwaku tidak pernah hidup sebelumnya sungguh tidak masuk akal. Anda tidak percaya? tidak perlu berargumentasi. Saya meyakininya dan tidak perlu meyakinkan orang lain.

6. Leo Tolstoy (1828-1910, penulis Rusia yang sangat terkenal) juga meyakini adanya kelahiran setelah kematian:
"The soul is immortal, you know,...so, if i am to live for ever, i have lived beforte too, ihave lived for all eternity,"
(Leo Tolstoy, War and Peace)
Jiwa adalah kekal abadi. Dan apabila aku akan hidup untuk selama-lamanya, maka sudah pasti pernah hidup sebelumnya. Aku hidup untuk selama-lamanya.

7. Henry Ford (1863-1947), pengusaha legendaris dari Amerika serikat) pernah menuturkan kepada pewawancaranya dari San Francisco Examiner :
I adopted the theory of Reincarnation when i saw twenty six...Religion offered nothing to the point...Even work could not give me complete satisfaction. Work is futile if we cannot utilize the experience we collect in one life in the next. When i discovered Reincarnation it was as if i had found a universal plan. I realized that there was a chance to work out my ideas. Time was no longer limited. I was no longer a slave to the hands of the clock.
"Genius is experience. Some seem to think that it is a gift or talent, but it is the fruit of long experience in many lives...The discovery of Reincarnation put my mind at ease...If you preserve a record of this conversation, write it so that it puts men's minds at ease. I would like to communicate to others the calmness that the long view of life gives to us."
(San Francisco Examiner, 28 Agustus 1928.

Saya mulai meyakini adanya reinkarnasi pada usia 26 tahun. Sampai saat itu, agama tidak memberikan sesuatu (yang bermakna) kepada saya. Pekerjaan pun tidak memberikan kepuasan. Sia-sialah pekerjaan kita, jika pengalaman yang kita peroleh dari pekerjaan itu, tidak dapat diteruskan ke masa kehidupan berikutnya. Bagi saya, menemukan reinkarnasi sama seperti menemukan "rencana alam semesta". Saya menyadari adanya kesempatan untuk mewujudkan pikiran-pikiran saya. Waktu sudah tidak dapat membatasi saya. Jam tidak bisa memperbudak saya...Kejeniusan lahir dari pengalaman. Ada yang menganggapnya sebagai bakat. Padahal (kejeniusan itu) merupakan hasil dari pengalaman pengalaman yang diperoleh dalam sekian banyak masa kehidupan. Penemuan reinkarnasi telah menenangkan pikiran saya...Bila anda merekam wawancara ini, tulislah agar dapat menenangkan pikiran orang lain. Saya ingin berbagi ketenangan dan ketentraman yang saya peroleh dari paham reinkarnasi dan wawasan kehidupan yang lebih luas ini.

8. David lloyd George (1863-1945, Perdana Menteri Inggris dari tahun 1916 sampai 1922) pernah mengatakan kepada teman dekatnya, Lord Riddell:
"When i was a boy, the thought of Heaven used to frighten me more than the thought of Hell. I pictued heaven as a place where there would be perpetual sundays with perpetual services, from which there would be no escape, as the almighty, assisted yby cohorts of angels, would always be on the look-out for those who did not attend. It was a horrible nightmare. The conventional heaven with its angels perpetually singing, etc., nearly drove me mad....My opinion is that we shall be reincarnated.....and that hereafter we shall suffer or benefit in accordance with what we have done in this world. For example, the employer who sweats his workpeople will be condemned to be sweated himself",
(dikutip dari buku Orlando J. Smith, A short view of great question)
Ketika masih kecil saya lebih menakuti surga daripada neraka. Gambaran saya tentang surga adalah suatu tempat di mana terus menerus berlangsung kebaktian yang harus kita ikuti; tak seorangpun dapat menghindarinya, karena Tuhan bersama malaikatnya terus mencari-cari orang yang tidak ikut. Persis seperti sebuah mimpi buruk....Gambaran umum tentang surga dengan para malaikatnya seperti itu sungguh menggelisahkan...Pandangan saya adalah bahwa kita akan lahir kembali...Suka dan duka yang kita alami, disebabkan oleh perbuatan kita sendiri. Misalnya, seorang majikan yang menindas para pekerjanya sudah pasti akan tertindas juga.

9. Kahlil Gibran
"Brief were my days among you, and briefer still the words i have spoken. But should my voice fade in your ears, and my love vanish in your memory, then i will come again, and with a richer heart and lips more yielding to the spirit will i speak. Yes, I shall more yielding to the spirit will i speak. Yes, i shall return with the tide, and though death may hide me and the greater silence enfold me, yet again will i seek your understanding...Know therefore, that from the greater silence i shall return...Forget not that i shall come back to you...A little while, a moment of rest upon the wind, and another woman shall bear me".
(The Prophet)
Sungguh singkat persinggahanku di antara kalian. Singkat pula kata-kata yang kuucapkan. Tetapi ketika suaraku mulai menjauhi dan kasihku memudar dari ingatanmu, aku akan kembali lagi. Dan dengan jiwa yang lebih kaya, dengan suara yang lebih tegas, aku akan bicara lagi. Maut hanya dapat menyembunyikan aku untuk sesaat, keheningan hanya dapat menyelimuti aku untuk sesaat. Sesaat lagi aku akan kembali. Kembali untuk mengetuk hatimu. Aku akan kembali padamu. Istirahat sebentar bersama angin, sekali lagi seorang wanita akan mengandung aku.
(Shambala by Anand Krishna, hal 19-28). Read More......

Kamis, 24 Desember 2009

Jembatan Tertua ditemukan di India (Jembatan zaman Ramayana)

Pesawat ulang-alik NASA telah berhasil menemukan sebuah jembatan purba yang menghubungkan India dan Sri Lanka. Jembatan itu diperkirakan telah berumur 1.750.000 tahun dan sekaligus meneguhkan catatan yang terdapat dalam kitab kuno Ramayana.



Untuk saat ini, jembatan itu diberi nama Jembatan Adam. Jembatan misterius itu terbuat dari sekumpulan beting laut sepanjang 30 km di selat Palk antara India dan Sri Lanka. Dari bentuk dan komposisinya, para ahli menyimpulkan bahwa jembatan itu dibuat oleh manusia dan bukan terjadi karena sebab alam. Legenda dan juga arkeologi menunjukkan bahwa manusia sudah mendiami Sri Lanka sejak 1.750.000 tahun yang lalu, sama dengan perkiraan umur jembatan itu.

Penemuan jembatan ini juga merupakan aspek krusial bagi peneguhan legenda misterius yang disebut Ramayana yang diperkirakan terjadi pada zaman Tredha Yuga, lebih dari 1.700.000 tahun yang lalu. Di dalam epik Ramayana, disebutkan bahwa sebuah jembatan dibangun antara Rameshwaram (India) dan pantai Srilanka dibawah pengawasan Rama yang merupakan inkarnasi ke-18 dari Krisna.

Informasi ini mungkin tidak begitu penting bagi para arkeolog, namun paling tidak dapat membuka gerbang spiritual bagi masyarakat dunia yang ingin mengetahui sejarah yang terkait dengan mitologi India.

(sumber : http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/06/jembatan-tertua-di-dunia-ditemukan-di.html) Read More......

SHAMBALA



Selama ribuan tahun, ada sebuah rumor yang beredar, bahwa di suatu tempat di Tibet, diantara puncak-puncak bersalju Himalaya dan lembah-lembah yang terpencil, ada sebuah surga yang tidak tersentuh, sebuah kerajaan dimana kebijakan universal dan damai yang tidak terlukiskan berada. Sebuah kerajaan yang disebut Shambala.

James Hilton menulis mengenai kota mistik ini pada tahun 1933 di dalam bukunya yang berjudul "Lost Horizon". Hollywood lalu mengangkatnya dalam film produksi tahun 1960, "Shangri-la". Bahkan penulis terkenal James Redfield yang menulis The Celestine Prophecy juga menulis satu buku yang berjudul "The Secret of Shambala : In Search of the Eleven Insight." Shambhala yang misterius ini juga dianggap sebagai sumber bagi Kalachakra, yaitu cabang paling tinggi dan esoterik dalam mistik Tibet.

Legenda mengenai Shambhala sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kita bisa menemukan catatan tentang kerajaan ini di dalam teks-teks kuno seperti Kalachakra dan Zhang Zhung yang bahkan sudah ada sebelum agama Budha masuk ke Tibet.

Kata Shambala (atau Shambala) berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tempat kedamaian" atau "Tempat keheningan". Kerajaan ini memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Di tempat inilah makhluk hidup yang sempurna dan semi sempurna bertemu dan bersama-sama memandu evolusi kemanusiaan. Hanya mereka yang murni hatinya yang dapat tinggal di tempat ini. Disana mereka akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian dan tidak akan sekalipun mengenal penderitaan.

Konon di kerajaan itu, cinta kasih dan kebijakanlah yang memerintah. Tidak pernah terjadi ketidakadilan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.

Banyak petualang dan penjelajah telah berusaha mencari kerajaan mistik ini. Menurut mereka, mungkin Shambala terletak di wilayah pegunungan Eurasia, tersembunyi dari dunia luar. Sebagian lagi yang tidak menemukannya percaya bahwa Shambala hanyalah sebuah simbol, penghubung antara dunia nyata dengan dunia yang ada di seberang sana. Tapi, sebagian orang lagi percaya bahwa Shambhala adalah sebuah dunia yang nyata.

Menurut Teks kuno Zhang Zhung, Shambhala identik dengan Lembah Sutlej di Himachal Pradesh. Sedangkan bangsa Mongolia mengidentikkannya dengan lembah-lembah tertentu di Siberia selatan.

Informasi mengenai kerajaan ini sampai ke peradaban barat pertama kali lewat seorang misionaris katolik Portugis bernama Estevao Cacella yang mendengar kisah ini dari penduduk setempat. Lalu pada tahun 1833, seorang cendikiawan Hungaria bernama Sandor Korosi Csoma bahkan menyediakan kordinat Shambhala yang dipercaya berada diantara 45' dan 50' lintang utara.

Menarik, menurut catatan Alexandra David Neel yang telah menghabiskan sebagian hidupnya di Tibet, Shambala ternyata tidak hanya dikenal di Tibet. Jauh di utara Afghanistan, ada sebuah kota kecil yang bernama Balkh, sebuah kota kuno yang juga dikenal sebagai "ibu dari kota-kota". Legenda masyarakat Afghanistan modern menyatakan bahwa setelah penaklukan oleh kaum Muslim, kota Balkh sering disebut sebagai "Lilin yang terangkat" atau dalam bahasa Persia dikenal dengan sebutan "Sham-I-Bala". Entahlah, kita tidak tahu pasti apakah kota ini berhubungan dengan Shambhala yang misterius atau tidak.



Legenda Shambhala kemudian menarik perhatian seorang penganut esoterik dan teosofi bernama Nicholas Roerich (1874-1947). Dalam keingintahuannya, ia menjelajahi gurun Gobi menuju pegunungan Altai dari tahun 1923 hingga tahun 1928. Perjalanan ini menempuh 15.500 mil dan melintasi 35 puncak-puncak gunung tertinggi di dunia. Namun usaha yang luar biasa ini tetap tidak dapat menemukan kerajaan itu.

Bahkan Nazi yang juga sangat berkaitan dengan dunia esoterik pernah mengirim ekspedisi pencarian Shambhala pada tahun 1930, 1934 dan 1938.

Tapi, tidak satupun dari antara mereka yang berhasil menemukannya.

Edwin Bernbaum menulis dalam "The Way of Shambhala" :

"Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk menguasainya."

Apa yang ditulis oleh Bernbaum sangat berkaitan dengan ramalan Shambhala. Menurut ramalan itu, umat manusia akan mengalami degradasi ideologi dan kemanusiaan. Materialisme akan menyebar ke seluruh bumi. Ketika para "barbar" ini bersatu dibawah komando seorang raja yang jahat, maka barulah kabut yang menyelubungi pegunungan Shambhala akan terangkat dan pasukan raja ini dengan persenjataan yang mengerikan akan menyerang kota itu.

Lalu raja Shambhala ke-25 yang bernama Rudra Cakrin akan memimpin pasukannya untuk melawan pasukan Barbar itu. Dalam pertempuran itu, raja yang jahat dan pasukannya berhasil dihancurkan dan umat manusia akan dikembalikan ke dalam kedamaian.

Beberapa cendikiawan seperti Alex Berzin, dengan menggunakan perhitungan dari Tantra Kalachakra, percaya bahwa peristiwa ini akan terjadi pada tahun 2424 Masehi.



Ketika kebudayaan timur bergerak ke barat, mitos Shambhala bangkit dari dalam kabut waktu. Saya rasa, kerinduan akan kedamaianlah yang telah menyebabkan umat manusia berusaha menemukan kerajaan utopia ini. Mungkin kita tidak akan pernah menemukan Shambhala, namun mungkin juga kita tidak perlu mencari terlalu jauh.

Sebuah kisah kuno dari Tibet menceritakan bahwa suatu hari ada seorang anak muda yang bersiap untuk mencari Shambhala. Setelah menjelajahi banyak gunung, ia menemukan sebuah gua. Di dalamnya ada seorang pertapa tua yang kemudian bertanya kepada anak muda itu : "Kemanakah tujuanmu sehingga engkau rela menjelajahi salju yang tebal ini ?"


"Untuk menemukan Shambhala," Jawab anak muda itu.

"Ah, engkau tidak perlu pergi jauh." Kata pertapa itu. "Sesungguhnya Kerajaan Shambhala ada di dalam hatimu sendiri."

Benarkah ada Shambhala di hati kita ?

Menurut buku Anand Krishna yang berjudul Shambala terdapat referensi yang berkaitan dengan tempat ini, ketika tokoh utama dalam buku ini yaitu Joseph dipandu oleh Yeshudas untuk memasuki tempat ini, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dicarinya selama ini, terutama setelah kematian kekasihnya dewi karena bunuh diri, Shambala yaitu "suatu tempat di pegunungan himalaya. Anggap saja 'jantung dunia'. Dunia ini ada, karena ia masih berdetak. Tetapi tidak setiap orang bisa kesana. Kemarin, ketika mengajak kamu, sesungguhnya aku pun masih ragu-ragu, apakah kamu akan diperbolehkan memasukinya. Tetapi, sekarang tidak ada keraguan lagi. Yesus telah mengundang kamu." (untuk lebih jelasnya baca buku Anand Krishna 'Fajar pencerahan di Lembah Kesadaran' SHAMBALA).

(thx to http://www.terselubung.blogspot.com) Read More......